Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II, Marsdya TNI Imran Baidirus melakukan pemantauan lapangan terkait dengan dipastikannya protokol kesehatan dilaksanakan oleh masyarakat. Pemantauan diawali dari Stasiun Gubeng Surabaya pada Jumat (28/08/2020), Stasiun Kereta Api Madiun, Stasiun Tugu Yogyakarta dan berakhir di Yogyakarta Internasional Airport (YIA), Kulon Progo pada Minggu (30/08/2020). Pemantauan secara incognito termasuk tanpa pengawalan ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran sebenarnya di lapangan. Hasil dari pemantauan lapangan ini dimaksudkan untuk kepentingan pemulihan kehidupan ekonomi masyarakat di Wilayah Pertahanan II.[caption id="attachment_369504" align="alignnone" width="900"] Pangkogabwilhan II Marsdya TNI Imran Baidirus (kanan) dan Staf Ahli Menteri Perhubungan Cris Kuntadi, saat meninjau Stasiun Gubeng, Surabaya, Jumat (28/08/2020)[/caption]Dalam pemantauan tersebut, Imran Baidirus bersama-sama dengan Staf Ahli Menhub, Cris Kuntadi dan Konsultan Komunikasi Publik, AM Putut Prabantoro. Pemantauan tersebut diawali dari Stasiun Gubeng Surabaya pada Jumat (28/08/2020).[caption id="attachment_369508" align="alignnone" width="900"] Pangkogabwilhan II, Marsdya TNI Imran Baidirus (nomor 7 dari kiri) berfoto bersama sesaat setelah memantau pelaksanaan protokol kesehatan di stasiun Yogyakarta, Sabtu (29/08/2020)[/caption]Dilanjutkan kemudian ke Stasiun Kereta Api Madiun, Stasiun Tugu Yogyakarta dan berakhir di Yogyakarta Internasional Airport (YIA), Kulon Progo pada Minggu (30/08/2020).Menurut penjelasan melalui rilisnya pada Minggu (30/08/2020), Imran Baidirus menegaskan pihaknya ingin membantu pemerintah daerah yang berada di Wilhan II dalam pemulihan kegiatan ekonomi di masyarakat. Hanya saja, pemulihan ekonomi itu baru dapat ditingkatkan jika dapat dipastikan masyarakat mematuhi protokol kesehatan.“Pemantauan secara incognito dilakukan agar dapat memotret kondisi riil pelaksanaan protokol kesehatan oleh masyarakat. Dan, saya tidak ingin merepotkan pemerintah daerah setempat jika pemantauan dilakukan secara formal. Kegiatan ini dimulai sejak Jumat hingga Minggu, dari Surabaya sejak Jumat hingga bandara baru Yogyakarta. Dalam pemantauan ini saya bertemu dengan beberapa pihak terkait atau tokoh masyarakat,” ujar Imran Baidirus.Sebagai orang nomor satu di Wilhan II yang daerahnya meliputi Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Madura, Bali, NTB, NTT, Sulawesi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara, Imran Baidirus memilih Surabaya sebagai kota pertama dalam pemantauan. Pemantauan dilakukan terutama di pusat-pusat transportasi. Selain itu, Pangkogabwilhan II itu juga memotret dinamika kehidupan masyarakat dalam masa new normal terkait dengan protokol kesehatan“Stasiun dipilih sebagai obyek pemantauan karena merupakan pintu keluar dan masuk atau tempat interaksi awal masyarakat dari dalam dan ke luar kota. Dan saya ingin memastikan bahwa protokol kesehatan telah dijalankan oleh masyarakat. Saya juga membandingkan stasiun yang satu dan yang lainnya melalui data yang dipresentasikan. Saya mencatat bahwa masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, saya juga mencatat peningkatan arus penumpang di masing-masing stasiun yang saya kunjungi,” tegas Imran Baidirus.