WNI Jadi Saksi Penembakan Di Las Vegas

cover las vegas (Foto : )

www.antvklik.com - Penembakan di Las Vegas Minggu malam (1/10) menghenyakkan banyak kalangan, tak terkecuali beberapa warga negara Indonesia yang tinggal di kota itu. Sejauh ini Kementerian Luar Negeri menyatakan tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban.

Melwanche Arief sedang tidur ketika istrinya, Sofie, membangunkannya Minggu malam (1/10) karena mendengar suara tembakan beruntun dari lokasi konser musik di Mandalay Bay yang terletak hanya lima puluh meter dari apartemen mereka. "Saya sedang tidur-tiduran dengan anak saya yang pertama, lalu sekitar jam 10 lebih istri saya Sofie membangunkan saya "say say ada penembakan di luar." Ia semula kira hanya kembang api, tetapi ketika melihat banyak orang berlarian di jalan, kami langsung tahu bahwa itu penembakan. Saya ke patio (sejenis balkon-red) dan melihat langsung ke jalan sambil bersembunyi di balik barang-barang di patio. Seram sekali. Karena sebelumnya memang suka ada pertunjukkan kembang api di Mandalay Bay, Luxor atau MGM setiap malam minggu, tapi kok ini orang berlarian, loncat pagar, masuk ke gedung apartemen saya; sementara suara tembakan terdengar keras sekali. Saya melihat tiga blok dari apartemen saya ada sejumlah perempuan bule memohon-mohon supaya diperkenankan masuk untuk bersembunyi pada tetangga-tetangga saya. Di belakang mobil saya juga ada beberapa orang bersembunyi," kata Arief. [caption id="attachment_36922" align="aligncenter" width="377"] Melwanche Arief, warga Indonesia yang menjadi saksi penembakan di Las Vegas, beserta istri.[/caption]
Lebih jauh Arief mengatakan ada rentang waktu yang cukup lama dalam insiden penembakan itu. "Cukup lama. Ketika istri membangunkan itu sudah berlangsung penembakan beberapa menit, terus saya ke patio dan melihat orang berlarian masih terdengar serentetan penembakan. Sepertinya dengan machine-gun atau senapan mesin karena terdengar treeeetttreeettreet. Suara penembakan itu sempat terhenti sebentar, tetapi kemudian lanjut dengan serangkaian tembakan lain. Sepertinya ia (penembak-red) sempat mengganti magasin. Jadi tembak, berhenti, tembak lagi," tambahnya. Aparat Lockdown Lokasi Penembakan, Banyak Penonton Masih Tertahan Hal senada disampaikan para penonton konser musik country yang sebagian sempat tiarap dan sebagian lainnya lari ke luar lokasi konser setelah serentetan tembakan pertama. Anna Brooke, warga negara Indonesia yang bersahabat dengan tiga warga Amerika yang menonton konser musik hari ketiga di Mandalay Bay itu menceritakannya. "Teman saya bertiga sedang di sana dan mengatakan tiba-tiba ada shooting tidak berhenti-henti. Mereka kira kembang api, dan baru sadar ketika di depan mereka ada dua yang terkena tembakan dan berdarah. Mereka lari ke arah Tropicana Hotel, yang kemudian di-lockdown dan tidak bisa keluar. Mereka sampai sekarang masih tinggal di hotel itu dan belum pulang. Saya masih menunggu informasi dari dia apakah mau dijemput atau tidak. Teman saya ada tiga, tetapi sekarang mereka tinggal di kamar hotel itu berdelapan, sepertinya bersama penonton lain yang ikut lari dari konser itu," papar Anna. Kemlu Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban Penembakan Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Los Angeles yang mengikuti perkembangan itu memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban penembakan. Dihubungi VOA Senin pagi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Natsir mengatakan "KJRI Los Angeles sudah menghubungi beberapa tokoh masyarakat dan rumah sakit di Las Vegas terkait penembakan itu dan sampai saat ini tidak ada laporan adanya warga negara Indonesia yang menjadi korban penembakan di Las Vegas." Meskipun demikian KJRI Los Angeles tetap membuka hotline 24 jam bagi mereka yang membutuhkan informasi, yaitu di nomor +1 2135908095. Jumlah WNI di wilayah Southern Nevada diketahui sekitar 541 orang. Presiden Trump Sampaikan Belasungka kepada Korban & Keluarga, akan Melawat ke Las Vegas Rabu (4/10) Dalam perkembangan lainnya, Presiden Donald Trump Senin siang menyampaikan belasungkawa kepada korban dan keluarga mereka, dan menyatakan akan melawat ke Las Vegas hari Rabu (4/10). Trump memuji tindakan cepat aparat keamanan dan tim gawat darurat yang mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa. Trump juga memerintahkan pemasangan bendera setengah tiang di seluruh badan pemerintah federal untuk menghormati para korban. "Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas dan seluruh petugas darurat atas keberanian dan upaya mereka menyelamatkan begitu banyak nyawa. Tindakan cepat itu merupakan keajaiban dan mencegah jatuhnya lebih banyak korban. Untuk menemukan penembak dalam waktu cepat setelah tembakan pertama merupakan sesuatu yang patut kita syukuri. Ini menunjukkan profesionalisme sejati," ujar Trump. Hingga laporan ini disusun jumlah korban tewas telah mencapai 58 orang, sementara 515 lainnya luka-luka. Penembak Diidentifikasi Sebagai Stephen Paddock Aparat keamanan mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai Stephen Paddock, warga Mesquite-Nevada yang berusia 64 tahun, yang diduga bunuh diri ketika mengetahui aparat telah mengepung kamar hotelnya di lantai 32 Mandalay Bay Hotel. Sherif Kepolisian Metropolitan Las Vegas Joseph Lombardo dalam konferensi pers mengatakan petugas-petugas SWAT yang menyerbu kamar hotel penembak itu menemukannya dalam keadaan tewas. Aparat juga menemukan sedikitnya 10 pucuk senjata di dalam kamarnya itu. Lombardo tidak menyebut penembakan itu sebagai serangan teroris. "Pertama-tama tentu kami harus menetapkan motif penembakan ini terlebih dahulu. Ada faktor-faktor yang terkait terorisme dibanding sekedar seseorang yang terganggu, atau hanya berniat menimbulkan korban tewas sebanyak mungkin. Sebelum kami menetapkan hal tersebut, ini masih diproses," jelas Lombardo. Aparat Tidak Sebut Penembakan Las Vegas Sebagai Serangan Teror Hal senada disampaikan Biro Penyidik Federal FBI. Pejabat FBI yang menangani insiden penembakan ini Aaron Rouse mengatakan hingga saat ini pelaku penembakan tidak memiliki hubungan dengan organisasi-organisasi teroris internasional. Sebelumnya ISIS mengklaim bertanggungjawab terhadap insiden itu tetapi tidak memberi bukti apapun.. [caption id="attachment_36924" align="aligncenter" width="355"] Eric Paddock, brother of Las Vegas gunman Stephen Craig Paddock, speaks to reporters near his home, Monday, Oct. 2, 2017, in Orlando, Fla. Paddock told the Orlando Sentinel: "We are completely dumbfounded. We can't understand what happened." (AP Photo/John Raoux)[/caption] Adik Stephen Paddock Sulit Percayai Abangnya Melakukan Penembakan Diwawancarai CBS News, adik Stephen, Erick Paddock mengatakan sama sekali tidak menduga abangnya mampu melakukan tindakan itu. "Ia hanya orang biasa, yang datang ke Las Vegas untuk bermain judi atau mencari hiburan," tambah Erick. "Saya tidak habis pikir dari mana ia mendapatkan senjata otomatis atau mesin. Ia tidak punya latar belakang militer. Ia hanya seorang laki-laki yang tinggal di Mesquite dan sesekali datang ke Vegas untuk… Anda tentu tahu.." kata Erick.
[caption id="attachment_36925" align="aligncenter" width="371"] Perdana Menteri Inggris Theresa May.[/caption]
Sejumlah Pemimpin Dunia Sampaikan Belasungkawa Sejumlah pemimpin dunia menyampaikan belasungkawa kepada para korban, antara lain Paus Fransiskus, Presiden Perancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Perdana Menteri Irak Haider el-Abadi, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto, dan Perdana Menteri Inggris Theresa May. "Saya baru saja berbicara langsung Presiden Trump dan menyampaikan belasungkawa atas hal mengerikan yang terjadi di Las Vegas. Inggris berduka cita atas jatuhnya korban," kata Theresa. Laporan Eva Mazrieva dari VoA Indonesia