Edo Kondologit Murka Kerabatnya Tewas di Polres Sorong, Polisi Diminta Jangan Bohong

Edo Kondologit Murka Kerabatnya Tewas di Polres Sorong, Polisi Diminta Jangan Bohong (Foto Tangkap Layar Video Instagram) (Foto : )

Penyanyi Edo Kondologit murka dan mendesak Kepolisian bertanggung jawab atas kematian salah satu anggota keluarganya. Edo menyebut anggota keluarganya bernama Riko (20) diduga meninggal dunia usai mengalami kekerasan fisik saat menjalani pemeriksaan di Polres Kota Sorong, Papua Barat, Kamis (27/8/2020).Dalam video yang beredar di akun insatgram, tam[ak Edo terlihat sewot dan marah besar atas kematian yang menimpa salah satu kerabatnya.Dalam unggahannya admin akum instagram @manaberita menulis keterangan dengan:"Edo Kondologit Ngamuk Karena Adik Ipar Tewas di Sel Tahanan Polres Sorong.Penyanyi Edo Kondologit menumpahkan kekesalannya. Ini terekam dalam sebuah video. Aktivis HAM Veronica Koman, mengunggah kembali rekaman video tersebut di akun Twitternya, Minggu (30/8/2020).Edo Kondologit mengaku sakit hati karena adik iparnya meninggal dalam tahanan di Polresta Sorong, Papua Barat."Saya sudah sakit hati sekali dengan perlakuan ketidakadilan di negeri ini!" teriak Edo Kondologit dalam video berdurasi 2 menit dan 20 detik itu. Saat artikel ini disusun, video tersebut telah ditonton lebih dari 389 ribu kali.Dalam cuitan itu tertulis bahwa adik ipar Edo Kondologit mengalami luka tembak dan penganiayaan. "Adik iparnya meninggal dengan luka penganiayaan dan luka tembak di dalam tahanan Polresta Sorong," cuit Veronica Koman.Padahal, adik ipar Edo Kondologit yang bernama Riko itu belum lama diserahkan keluarga kepada pihak berwajib. "Enam jam setelah diserahkan oleh keluarga," tambah Veronica dalam status teksnya.Edo Kondologit mengaku akan mengajukan protes. "Kita akan menuntut keadilan. Keluarga akan protes ini," papar pelantun "Selamat Malam Kekasih" dan "Pangkur Sagu.Edo Kondologit juga menjelaskan bahwa adik iparnya merupakan korban sistem. "Enggak mau tahu, di doom kecil ini narkoba berkeliaran, minuman keras berkeliaran," teriak pemilik album Pagi Pertama."https://www.instagram.com/p/CEg5O4tDhJ9/ Sementara itu, Kadiv Humas Polri, Irjen Raden Prabowo Argo Yuwono menyatakan, bakal berkoordinasi dengan Polda Papua untuk terlebih dulu mengklarifikasi informasi di lapangan. "Dicek kebenarannya," ujar Argo saat diminta kofirmasi oleh awak media soal pengakuan Edo Edo menuturkan Riko diperiksa oleh polisi karena diduga membunuh salah satu warga. Namun, dia mengatakan Riko tidak ditangkap oleh polisi, melainkan diserahkan ke kepolisian untuk diperiksa oleh pihak keluarga.Edo berkata dugaan Riko sebagai pembunuh karena ada barang bukti yang diduga terkait dengan korban. Saat polisi melakukan penggeledahan juga menemukan ponsel milik korban yang diduga dibunuh oleh Riko."Nah yang membuat marah, belum sampai 24 jam di Polres sudah jadi korban si Riko ini. Padahal pergi (diantar ke Polsek Pulau Doom) dalam keadaan sehat walau dalam keadaan mabuk, tapi badannya sehat," ujarnya.Selain oleh polisi, Edo mengaku menerima informasi bahwa Riko sengaja dibiarkan disiksa oleh dua tahanan lain di dalam sel tahanan yang ada di Polres Sorong.Bahkan, dia menyebut kedua kaki Riko ditembak oleh polisi karena dituding hendak melarikan diri usai memecahkan kaca saat penyiksaan oleh dua tahanan berlangsung."Dia (Riko) berusaha menghindar dari penyiksaan mereka (tahanan yang menyiksa) mungkin tabrak kaca, polisi dengan sengaja anggap dia melarikan diri, ditangkap, ditembak kedua kakinya dengan pistol. Ini kan penganiayaan berat," ujar Edo.Tak sampai di sana, Edo berkata Riko kembali disiksa usai proyektol peluru di kedua kakinya diambil di rumah sakit. Di menyebut polisi kembali membiarkan Riko disiksa hingga akhirnya meninggal dunia."Menurut saya ini cara-cara biadab, tidak bisa dibiarkan cara-cara seperti itu. Kalau polisi mau cuci tangan, tidak bisa. Karena itu tempat mereka," ujarnya.Edo menyatakan Polres Sorong menyebut Riko meninggal karena hendak melarikan diri. Namun dia tidak percaya dengan hal itu lantaran Riko dalam keadaan terborgol.Tak hanya itu, dia menyebut Polres Sorong belum menyerahkan hasil visum atas kematian Riko. Visum dipilih lantaran Polres Sorong mengaku tidak memiliki alat untuk melakukan autopsi jenazah."Saat ini almarhum pada tanggal 28 Agustus sudah dimakamkan tapi hasil visum belum keluar," ujar Edo.Edo dan keluarga berencana melaporkan kejadian itu kepada Kapolri Jenderal Idham Aziz hingga bidang Propam Polri.Selain itu, Edo menyebut masyarakat akan menggelar unjuk rasa di Polres Sorong agar kasus yang mendera keluarganya diselesaikan hingga tuntas."Masalah ini yang membuat Papua selalu jadi membara. Karena proses hukum tidak pernah tuntas. Rasa keadilan orang papua selalu tidak pernah tuntas dibela," ujarnya."Cara-cara oknum kepolisian yang biadab ini menciderai keadilan masyarakat. Jangan sampai tindakan oknum ini menciderai institusi kepolisian secara umum. Makanya kami minta ditindak," ujar Edo.