Ayatollah Ali Khamenei Ngetwit Pakai Iphone Serukan Stop Impor Ponsel Amerika

stop iphone 1 (Foto : )

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dilaporkan mengirim twit dari iPhone berisi seruan untuk menghentikan impor ponsel mewah AS. Seruan anti-AS itu diunggah di akun Twitter berbahasa Rusia. Ali Khamenei diketahui punya beberapa akun, antara lain dalam bahasa Inggris hingga Spanyol. Akun Ayatollah Ali Khamenei dalam bahasa Rusia itu dibuka pada Januari tahun ini, di mana kini mempunyai sekitar 7.000 followers.[caption id="attachment_366428" align="alignnone" width="598"] Twitter berbahasa Rusia yang diposting Ayatollah Ali Khamenei menggunakan Iphone (Tangkapan layar Twitter)[/caption]Dalam twit-nya, Khamenei menyatakan bahwa produksi nasional merupakan kunci kesejahteraan, mengurangi inflasi, dan meningkatkan kekuatan mata uang negara.Dia mengeluhkan bahwa hambatan terbesar Iran dalam mencapai kesehatan ekonomi adalah impor barang mewah asal "Negeri Uncle Sam". "Tahun lalu, setengah dari miliaran dollar dihabiskan hanya untuk impor merek ponsel AS.Pemerintah harus menghentikannya," ujar dia. Seruan serupa juga dikirimkan lewat twit ke sejumlah akun lain Khamenei, seperti diberitakan Newsweek Senin (24/8/2020). Tetapi yang menarik, kicauan tersebut dikirim melalui iPhone.Sementara lainnya ada yang dikirim melalui TweetDeck maupun Twitter Web App. Selain di Twit, Pemimpin Tertinggi Iran sejak 1989 itu juga menyerukannya dalam "Pekan Pemerintah" yang diselenggarakan Minggu (23/8/2020).Dalam pernyaaannya seperti dirilis di situs resmi kantornya, Khamenei mengecam impor barang mewah dan meminta reformasi ekonomi. Kepada menteri kabinetnya, dia menuturkan impor berlebihan sangatlah berbahaya, dan sejatinya tidak perlu dilakukan pemerintah."Tentu saja, sektor swasta perlu melakukan impor ini. Tetapi pemerintah sebisa mungkin harus menghindarinya," ucap Ayatollah Ali Khamenei.Selain Khamenei, figur penting Iran lain seperti Presiden Hassan Rouhani dan Menteri Luar Negeri Javad Zarif juga menggunakan Twitter. Meski, media sosial populer lain seperti Instagram dilaporkan dilarang di negara yang menjadi rival Arab Saudi tersebut. Newsweek