Maroko Tegas Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel

pm maroko (Foto : )

"Kami menolak untuk menormalisasi hubungan dengan entitas Zionis yang akan membuatnya semakin berani untuk melanggar hak-hak rakyat Palestina" Pernyataan itu dilontarkan Perdana Menteri Maroko Saad-Eddine El-Othman dalam rapat Partai Keadilan dan Pembangunan (PJD).El-Othmani menegaskan bahwa negaranya menolak segala bentuk normalisasi dengan Israel.Pernyataan itu muncul menjelang kunjungan penasihat senior dan menantu Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Jared Kushner, ke Maroko, sebagaimana dilansir dari Reuters, Senin (24/8).Pernyataan itu juga muncul setelah Uni Emirat Arab (UEA) dan  Israel sepakat untuk membuka normalisais hubungan diplomatik.Dia juga mengatakan bahwa raja, pemerintah, dan rakyat Maroko akan selalu membela hak-hak rakyat Palestina dan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki Israel sejak tahun 1967.Pada 1993, Maroko dan Israel sempat menjalin hubungan diplomatik usai penandatanganan Kesepakatan Oslo antara Palestina dan Israel. Namun, Rabat menangguhkan hubungan dengan Israel pasca meletusnya pemberontakan Palestina pada 2000.Awal bulan ini, Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel mengumumkan kesepakatan yang diperantarai AS untuk menormalisasi hubungan mereka, termasuk membuka kedutaan besar di wilayah masing-masing.Kelompok Palestina mengecam kesepakatan ini yang dianggap tidak melayani kepentingan Palestina dan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.Sebelumnya, Saudi Arabia juga menolak membuka hubungan diplomatik dengan Israel, kecuali Palestina Berdaulat penuh dengan Yerusalem sebagai ibu kota.Presiden AS Donald Trump berharap agar Saudi Arabia mengikuti jejak UEA yang membuka hubungan diplomatik dengan Israel.Pangeran Turki Al Faisal mengatakan Arab Saudi menetapkan harga yang tinggi dari  Israel jika ingin membuka hubungan diplomatik, yakni Palestina merdeka."Setiap negara Arab yang mempertimbangkan untuk mengikuti UEA harus meminta dengan imbalan harga, dan itu harus menjadi harga yang mahal," tegas Al Faisal di surat kabar Asharq al-Awsat. Reuters