Puisi menyentuh untuk Duta Besar Quito, Ekuador, Diennaryati Tjokrosuprihatono, menjelang akhir masa tugasnya sebagai perwakilan Pemerintah Republik Indonesia. Puisi menyentuh itu dibuat oleh seorang Warga Negara Indonesia di Quito, yang bernama Padre Jeffry Kelen. Berikut puisinya: IBU MASIH DI SINI Ku pandang langit berharap menembus surga karena rinduku pada sang khalik Kutengadahkan hatiku pada sang Gusti karena rasa hausku pada kesegaran ilahi Kutatap lautan luas karya sang Agung AgungMu membentang tak tertantang Kuarahkan mata ini di atas hempasan ombak berharap bisa menemukan sebuah dermaga di ujung senja hanya sekedar bersandar sebelum tubuhku diselimuti malam Ah, terlampau jauh aku menatap Berhentilah berhayal seperti pungguk merindukan bulan karena dia mau pergi Waktunya sudah tak cukup lagi Cukup sudah menghayal itu semua Karena dia akan pergi dan tak kembali Ah, pagi yang tak seindah biasanya Akankah embunmu kembali berbuih pada daun Akankah awanmu bercinta lagi di bibir bukit Mari berdansa lagi denganku Hingga senja menjemput Ah, waktunya sudah tiba Tiba-tiba aku sedih Karena aku tahu dia tidak akan kembali Dia hanya kembali dalam bayangku Bayang yang tak pernah nyata dalam raga Tetapi, dia masih di sini Dia tetap di sini dalam cinta Dia tetap ada dalam rasa Cintanya tak pernah pergi Rasanya tak pernah hambar Walau raganya tak ada Dia masih di sini, Masih ada ruang cinta untuk kami Tenda rindu masih biru berharap dia kembali Tapi sayang selayang pandang Itu hanya ilusi mengelabui sendu Dia masih terus di sini, Cintanya ada di hati kami Dia bersemi dan selalu bersemi Karna kami akan selalu berkisah Seperti kisah anak tentang ibunya Dia masih di sini, Dia di sini karena dia ibu kami Ibu yang menyatukan segala perbedaan Ibu yang melindungi anaknya Ibu yang menyapa anaknya Ibu yang selalu cemas demi kebaikan anaknya Ah, waktunya sudah tiba Saatnya untuk say good bye Untuk apalagi aku menengadah ke langit Memohon pada sang Ilahi supaya raganya tetap di sini tuk kami anak-anaknya Untuk apalagi memandang lautan Toh dermaga tak bisa menghentikannya Dia terus berlayar meninggalkan kami Ah, biar saja sudah Pertiwi memanggilnya pulang Pulang membawa bekal tuk bangsa Biarkanlah sudah, Dia pulang dengan bangga Bangga dengan apa yang dia buat Indonesia bangga Kami bangga Ibu, pulanglah, Tugas muliamu udah purna Cintamu masih ada di sini Tak pernah purna dan sirna Ibu menaburnya dengan kasih sayang Merawatnya dengan kelembutan Kami terus memeliharanya Abadilah namamu, ibu Kami rindu, sungguh kami rindu Rindu kelembutanmu Kami rindu, sungguh kami rindu Rindu kesahajaanmu Kami rindu, sungguh kami rindu Rindu kasih sayangmu Kami rindu, sungguh kami rindu Rindu keramahanmu Ibu, ibu masih ada di sini Masih ada di hati kami Selipkan nama kami dalam doamu Bayanglah wajah kami bila rindu Ecuador Doa kami untukmu ibu, Bahagialah dan bahagialah selalu. (Padre Jeffry Kelen) Sucumbios, 30/7/20
Puisi Menyentuh untuk Dubes Quito, Ekuador, Diennaryati Tjokrosuprihatono
Minggu, 2 Agustus 2020 - 17:13 WIB
Baca Juga :