Keris bukanlah senjata tajam. Keris pula, bukan senjata untuk bertempur jarak dekat. Keris adalah simbol mahakarya yang di dalamnya terkandung mahadata yang berdayaguna bagi pemiliknya. Pada relief Candi Sukuh (diperkirakan dibuat abad ke-15) tergambar bagaimana Empu membuat keris. Sssttt ... di sini juga dipercaya mampu menguji kesetiaan pasangan loh ... Ada yang menarik pada relief di Candi Sukuh. Tergambar di sini bagaimana proses pembuatan keris. Di balik ini ada makna simbolis-filosofis yang dapat dipelajari dibalik penciptaan keris.
Keris bukanlah senjata tajam. Keris pula, bukan senjata untuk bertempur jarak dekat. Keris adalah simbol mahakarya yang di dalamnya terkandung mahadata yang berdayaguna bagi pemiliknya.[caption id="attachment_354053" align="alignnone" width="900"]
Dewa Çiwa adalah manifestasi dari daya kekuasaanNya dalam melebur. Dewa Çiwa juga merupakan "Api" itu sendiri. Dalam prakteknya untuk mendapatkan bahan ada proses melebur bahan logam dan mewasuh/menempa.
Keduanya juga memanifestasikan diri sebagai kesatuan dari "Lingga-Yoni" yaitu sebagai manunggalnya Trimurti (Mencipta-Memelihara-Melebur). Bahwa daya kekuasaanNya-lah yang bekerja, menuntun dalam bekerja.
Masuk ke dalam cerukan di tanah ibarat orang yang mati, dimasukkan liang kubur, meninggalkan semua kemelekatan dunia.
Dalam ungkapan Jawa adalah "mati sakjroning urip, urip sakjroning pati" yang artinya meninggalkan kemelekatan duniawi saat masih hidup sehingga bisa hidup tanpa dirundung kekhawatiran, kecemasan maupun ketakutan.
Secara spiritualitas telah meninggalkan "Ego" agar nantinya daya kekuasaanNya bisa eksis bekerja.
Ibaratnya seperti kisah Ruwatan Sudamala. Sadewa sudah bukan lagi Sadewa pribadi tapi Dewa Çiwa telah masuk ke dalam diri Sadewa dan kemudian meruwat Dewi Durga.
Begitulah idealnya seorang Empu Pande Sewaktu berkarya membuat bilah keris.
Masuk ke dalam ceruk tanah juga dapat diartikan "pulang" ataupun "sangkan paraning dumadi, dumadining sangkan paran" atau asal muasal suatu ciptaan/hidup/kehidupan dan kemana tujuan akhir nantinya ciptaan/hidup/kehidupan itu.
Menguji Kesetiaan Pasangan?
Candi Sukuh secara vulgar mengekspos alat kelamin pria dan wanita. Ini adalah simbol Lingga dan Yoni. Simbol kesuburan. Simbol penciptaan. Simbol kehidupan biologis. Simbol peleburan dengan semesta.
Candi Sukuh ini mengandung pesan yaitu agar para pengunjung menyucikan hati. Menyadari diri. Karena itulah kenapa candi ini sering digunakan oleh pasangan yang hendak menikah untuk menguji kesetiaan calon istri dan suami. Lalu bagaimana caranya?
Bagi calon istri diminta untuk melangkahi relief persenggamaan. Bila kebaya yang dipakai terlepas, itu artinya calon istri telah berselingkuh atau tidak perawan lagi kalau kain yang dikenakan robek.
Sedangkan para lelaki dikenali kalau sudah berselingkuh atau tidak perjaka lagi bila setelah melangkahi relief tersebut terkencing-kencing.
Cukup unik tapi ya percaya tidak percaya ...
Candi Sukuh Mirip Situs Piramida Indian Maya atau Inca
Candi Sukuh punya arsitektur yang berbeda dengan candi-candi lain, Hindu maupun Buda, seperti Candi Prambanan maupun Borobudur. Itulah mengapa UNESCO memasukan Candi Sukuh dalam situs warisan dunia sejak 1995.
Candi Sukuh bentuknya justru lebih mirip dengan situs budaya Indian Maya yang ada di Meksiko atau bahkan situs budaya bangsa Indian Inca di Peru.
[caption id="attachment_354034" align="alignnone" width="900"]