Ki Ageng Selo adalah legenda "Gundala" masa lampau. Dalam tradisi lisan di beberapa daerah di Jawa Tengah, Ki Ageng Selo adalah tokoh sakti yang mampu menangkap petir atau dalam bahasa Jawa adalah Bledheg. Seperti apa wujud petir dalam legenda tutur tanah Jawi?
Dikisahkan ...
Musim tanam padi telah menjelang. Suatu hari yang dirundung mendung, Ki Ageng Selo pergi ke sawah, mencangkuli tanah. Langit mendung lalu turun hujan. Tiba-tiba ... Duarrr! petir menyambarnya.
Namun, dengan kesaktiannya, Ki Ageng Selo berhasil menangkap petir itu. Petir itu menggeliat lalu berubah wujud menjadi Naga.
Ki Ageng Selo kemudian mengikatnya ke sebuah pohon Gandrik. Merampungkan menggarap sawah. Lalu sore membawa Naga "Bledheg" itu pulang ke rumah.
Keesokan harinya dia ke Demak, Naga Bledheg dihaturkan kepada Sultan Trenggana.
Ketika dibawa kepada Sultan Demak, naga ini berubah menjadi seorang kakek. Kakek itu kemudian dikerangkeng oleh Sultan Trenggana dan menjadi tontonan di alun-alun.
Banyak orang yang berdatangan untuk melihat petir yang berwujud naga lalu berubah menjadi kakek. Di antara banyak orang, datanglah seorang nenek membawa air dalam kendi. Air itu diberikan kepada kakek dalam kerangkeng dan diminumnya.
Tiba-tiba, terdengar suara petir menggelegar. Bersamaan, kakek maupun nenek itu menghilang. Sedangkan jeruji besi tempat mengurung kakek “bledheg” hancur berantakan.
Lawang Bledheg
Kisah menangkap petir ini diabadikan dalam ukiran pada Lawang Bledheg atau pintu petir di Masjid Agung Demak.
[caption id="attachment_353581" align="alignnone" width="871"]
Ki Ageng Selo Menangkap Petir Berwujud Naga Kemudian Berubah Kakek
Senin, 27 Juli 2020 - 14:30 WIB
Baca Juga :