Dono Warkop Ternyata Nulis Novel. Kalau Dibaca Kayak Denger Dono Ngomong

Dono Warkop Ternyata Nulis Novel. Kalau Dibaca Kayak Denger Dono Ngomong (Foto : )

Dono Warkop, namanya kondang di dunia perlawakan. Celetukannya bikin ngakak. Celotehannya bikin terbahak. Namun siapa yang menyangka komedian ini dulunya adalah penulis buku dan novel. Kalau dibaca kayak dengerin Dono ngomong gak ya? Menulis buku? Iya! Karya perdananya adalah Balada Paijo. Tetep, genre humor tentunya. Buku ini dipublikasikan pada 1987. Meski isinya banyak yang bikin ngakak namun tetap melontarkan kritik dan sindiran terhadap anggota dewan yang terhormat. [caption id="attachment_347459" align="alignnone" width="500"] Foto: Prelo[/caption] Baca juga: Kisah Sertu Jumadi oleh Dono Warkop alias Wahyu Sardono

" ... orang pada membukukan cerita demikian. Saya pun ikut partisipasi! Kalau nggak kok kurang sip begitu. Apalagi saya dikenal di kalangan lucu-melucu. Makanya saya berani dan penuh rasa nekat memunculkan buku pengendor urat syaraf ini."
Setelah buku humor, Dono menerbitkan novel perdana berjudul Cemara-Cemara Kampus pada 1988. Novel ini berkisah tentang kehidupannya di kampus. Dono merantau dari Delanggu, Jawa Tengah, kuliah di jurusan Sosiologi Universitas Indonesia, hingga menjadi karikaturis di koran kampus Salemba. Novel yang paling laris adalah buku keempatnya, berjudul Dua Batang Ilalang yang diterbitkan pada 1999. Novel ini juga berkisah tentang kampus dan aktivisme mahasiswa. Uniknya buku ini punya catatan khusus di dalamnya: "Diselesaikan di saat negeri ini dalam keadaan sulit." Setelah itu, Dono tak lagi melanjutkan menulis. Dono memilih komedi sebagai dunianya. Baca juga: Dono Warkop Ternyata Juga Penulis, Berani Kritik Polisi Era Orde Baru Setelah reformasi 1998, jiwa menulisnya muncul kembali. Ia sempat berencana menulis novelet humor. Namun rencana tinggal rencana. Tuhan punya kehendak lain. Baru satu novelet humor ditulisnya, ia meninggal pada 2001. [caption id="attachment_347458" align="alignnone" width="500"] Foto: tokopedia[/caption] Novelet humor terakhirnya ini berjudul Senggol Kiri Senggol Kanan yang diterbitkan 2009 silam, delapan tahun setelah meninggalnya. Cobalah Anda baca tulisan Dono Warkop itu, apakah rasanya seperti mendengarkannya ngomong?