antvklik.com - Bruno Fernandes tiba di Manchester United 29 Januari 2020 bersamaan dengan riuh rendah gemuruh cemooh. Manchester United menjadi bahan bullying justru oleh pendukungnya sendiri. Klub klub kaya raya itu sangat miskin prestasi.
Ia berada di titik nadir. Burnley menghadirkan kekalahan keempat dari tujuh pertandingan Liga Premier yang semakin mengubur cahaya kemegahan di masa silam. Atmosfer di Old Trafford sangat beracun. Penampilan skuat Manchester United memalukan dan disebut-sebut sebagai yang terburuk dalam 30 tahun terakhir setelah hasil 22 Januari 2020 melawan Burnley.
Namun, hanya dengan membeli seorang pemain, United menjadi tim yang seketika bertransformasi. Mereka menjadi tim dengan performa bagus di liga dalam delapan pertandingan sejak Fernandes bergabung. Seketika itu pula malapetaka dan kekelaman sirna.
Sebuah tim dengan gaya bermain mengalir nan penuh semangat pun terbentuk lagi di bawah Ole Gunnar Solskjaer dan Fernandes menjadi jantungnya. Ia hadir seperti Paul Scholes yang mampu mengalirkan bola dari bagian-bagian yang sebelumnya tidak terkoneksi. Seperti Paul Scholes pula ia mampu menjadi goal getter. Dua fungsi sekaligus.
Melawan Brighton, Rabu dini hari (1/7/2020), gelandang yang dijuluki Portuguese magnifico atau Portugis yang hebat oleh para pendukungnya itu mencetak dua gol saat menang 3-0 yang salah satunya berupa tendangan voli cemerlang yang membuat timnya kini mulai menggantang asa lolos ke Liga Champions.
Mantan Sporting Lisbon itu bersemangat. Bertenaga. Bergairah. Ini membawa ambience baru. Ruang ganti berubah menjadi lebih hidup. Optimisme hidup dalam tarikan napas pemain-pemain Manchester United. Bahkan, seorang Pogba pun mampu hidup kembali berkat sinarnya.
Melawan Brighton, selama 64 menit, ia tak lelah kendati bermandi peluh, berkelahi menguras tenaga. Ia membawa dan mengejar bola, bermitra dengan Paul Pogba. Bukan hanya itu dia juga memiliki kemampuan bertahan yang menawan.