antvklik.com - Sejumlah warga di Kabupaten Magetan, Jawa Timur membudidayakan jeruk dekopon yang merupakan tanaman asal Jepang. Hasil budidaya ini beromzet puluhan juta rupiah setiap bulannya. Penggagas budi daya jeruk dekopon, Ahmad Baikuni mengatakan menanam jeruk dekopon terbilang cukup menjanjikan.
Tingginya permintaan buah tersebut tak surut di masa pandemi Covid-19, bahkan semakin meningkat. "Penjualan jeruk dekopon hingga ke luar kota, sampai ke Jakarta dan Pasuruan. Peminatnya adalah supermaket dan toko buah," ujar Ahmad Baikuni di sentra penanaman jeruk dekopon di Desa Duwet, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.
Menurut dia, saat ini sudah tertanam sekitar 5.000 pohon jeruk dekopon di Kabupaten Magetan. Tanaman-tanaman jeruk itu dikelola oleh beberapa petani. Dengan usia tanaman hampir tiga tahun, petani bisa memanen antara 150 hingga 200 kilogram per 100 pohon jeruk, atau sekitar tujuh hingga delapan kwintal per bulan.
"Harga sangat bagus. Setiap kilogramnya jeruk dekopon dijual Rp50 ribu di tingkat eceran," kata dia. Dengan harga yang masih cukup tinggi, petani mampu meraup omzet Rp35 juta hingga Rp40 juta per bulan. Keuntungan semakin dirasakan karena jeruk dekopon bisa dipanen kapan pun tanpa mengenal musim.
Ahmad Baikuni menambahkan, pihaknya saat ini masih mencari formula untuk bisa meningkatkan pendapatan petani. Salah satunya dengan membuat konsep wisata petik jeruk sendiri di pohon, seperti petik stroberi yang sudah ada di sekitar kawasan Telaga Sarangan Magetan. Dengan dikembangkan untuk mendukung agrowisata di Magetan, pihaknya berharap jeruk dekopon semakin banyak dikenal dan diminati selain jeruk pamelo yang telah menjadi ikon Magetan.