Mau Foto Lanskap Keren? Cermati 4 Hal Ini Sebelum Anda Mulai Motret

photographer-1149781_960_720 Free-Photos (Foto : )

Jika Anda ingin menghasilkan foto lanskap yang keren, sebaiknya cermati dahulu 4 hal ini sebelum Anda mulai memotret. Fotografi lanskap adalah jenis fotografi yang menggunakan keindahan alam sekitar sebagai objek pemotretan, seperti gunung, laut, hutan dan sebagainya. Keindahan alam merupakan anugerah dari Tuhan yang sangat sayang untuk dilewatkan. Selain memiliki objek pemotretan yang tak terbatas, alam juga memberikan keunikan yang layak untuk ditampilkan. Bagi Anda yang mulai tertarik dengan fotogafi lanskap, dan ingin menghasilakan foto yang keren, artikel ini semoga memberikan referensi Anda bagaimana harus memulainya. Seperti dilansir laman snapshot.canon-asia, berikut 4 hal yang harus diketahui untuk menghasilkan foto lanskap yang keren: 1. Waktu pengambilan gambar Kapan waktu yang paling baik untuk mengambil gambar? Waktu yang baik adalah tepat sebelum dan sesudah matahari terbit dan matahari terbenam. Untuk lokasi pemotretan mana pun, pemandangan yang Anda lihat dan warna yang dapat Anda tangkap, akan berubah. Perubahan warna ini tidak hanya bergantung pada musimnya, tetapi juga waktu pada saat Anda membidik. Pada waktu yang disebut "golden hours" (waktu emas) untuk fotografl Ianskap. termasuk langit berbintang setelah matahari terbenam, dan saat matahari terbit, setelah subuh merebak. Pada waktu emas ini, warna-warni yang kaya ini, yang dihasilkan oleh rona langit dan komposisinya yang berubah. memudahkan untuk menangkap bidikan yang mencengangkan, yang juga sempurna untuk berbagi di media sosial. Kondisi cuaca juga dapat memengaruhi hasil bidikan. Sebaiknya hindari memotret pada harl yang cerah, lebih baik kondisi saat ada awan di langit, misalnya saat mendung, dan sesekali muncul cuaca cerah. atau apabila cuaca mulai jernih setelah hujan. Keadaan seperti ini menghadirkan lebih banyak ruang untuk ekspresi kreatif. [caption id="attachment_332954" align="alignnone" width="728"] Matahari Terbit (Foto:Takashi Karaki)
E05 505 R/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 24mm/ Manual exposure “/56. 30 det.)/ ISO 250/ WB: Tungsten[/caption] Malam berubah menjadi pagi hari. Langit bergeser dari hitam ke biru. kemudian merah dan jingga menghadirkan pemandangan yang mengesankan. Kebanyakan orang masih tertidur lelap pada waktu Inl, tetapi pemandangan yang luar biasa ini. Iayak bagl kita untuk bangun pagi-pagi dan memotretnya. [caption id="attachment_332988" align="alignnone" width="727"] Matahari Terbenam (Foyo: Takashi Karaki)
E05 505 R/ EF24-70mm f/2 8L II USM/ FL: 35mm/ Manual exposure (f/9 0,4 det)/ ISO 100) WB: Auto[/caption] Dengan gumpaian awan yang tepat, suasana matahari terbenam dapat menghasilkan gambar yang sangat dinamis. Jika Langit Barat tampak cerah setelah hujan reda, ini petanda bahwa suasana senja yang cerah bernuansa jingga akan segera hadir. Bersiaplah dan tunggu, bahkan setelah matahari terbenam di kaki cakrawala Saran: Mengetahui sebelumnya mengenai posisi matahari dan bulan, dapat membantu Anda merencanakan bidikan Anda dengan lebih baik. Cobalah aplikasi seperti Sun Surveyor. 2. Perlengkapan yang disiapkan Sebaiknya persiapkan aksesori perlengkapan yang memudahkan Anda saat memotret, diantaranya tripod, pelepasan rana, dan filter lensa a. Tripod dan pelepasan rana Matahari terbit, matahari terbenam, pagi dan larut senja “golden hour” (waktu emas) dan “blue hour” (waktu nuansa biru), langit berbintang semua ini adalah waktu yang sangat bagus untuk membidik Ianskap, dan kesamaan lainnya pada rentang waktu ini, saat cahaya alami yang sangat sedikit. Hal ini biasanya berarti harus menggunakan kecepatan rana yang lebih lambat untuk memastikan terdapat pencahayaan yang memadai, tetapi hal ini menghadirkan risiko yang Iebih tinggi, bidikan Anda akan buram akibat goyangan kamera. Tripod dan pelepasan rana jarak jauh akan membantu mencegah hal ini dan memastikan foto yang lebih tajam dan tidak buram. [caption id="attachment_332957" align="alignnone" width="900"] Tripod. (Foto:Unsplash/alex chernenko)[/caption] Tripod akan menjaga kestabilan kamera. Tripod itu bermacam-macam. Untuk stabilitas terbaik, pilih tripod yang memiliki kaki-kaki yang tebal dan kuat, terbuat dari aluminium Jika Anda ingin sesuatu yang stabil dan ringan, pilih tripod yang terbuat dari serat karbon. Faktor lain yang memengaruhi stabilitas tripod, termasuk: -Kapasitas berat yang dapat ditahan tripod -Batas berat kepala tripod -Berat bodi kamera Anda Saran: apabila memilih tripod, dapat juga kepala tripod yang memungkinkan Anda menyesuaikan sudut kamera, bahkan setelah kamera terpasang kencang pada tripod. [caption id="attachment_332961" align="alignnone" width="900"] Pelepas Rana Camera. (Foto: snapshot)[/caption] Menekan tombol rana kamera, dapat menyebabkan goyangan pada kamera. Untuk memotret tanpa goyangan kamera, gunakan pelepas rana jarak jauh, yang juga disebut remote switch (sakelar jauh). Ini sering digunakan bersama dengan tripod. Saran: Jika kamera Anda berkemampuan Wi-fi, Anda dapat menggunakan smartphone yang berpasangan sebagai pelepas rana jarak jauh melaiui fungsi Remote Live View Shooting. Jika fungsi iainnya tidak tersedia cobalah menggunakan fungsi seif-timer 2-detik atau 10detik.   b. Filter lensa Apabila membuat fotografI lanskap pada siang hari, cara Anda menangkap dan mengekspresikan cahaya, bisa berarti suatu perbedaan, antara bidikan biasa-biasa saja dan bidikan maha karya. Filter Iensa memberikan cara yang nyaman untuk mengendalikan cahaya yang ditangkap oleh kamera Anda. Dua jenis filter yang sangat berguna untuk fotografi lanskap yaitu: -Polarising lilters (fIlter PL), yang digunakan untuk mengintensifkan warna serta mengurangi pantuian cahaya; dan ~ Neutral density filters (filter ND), yang membantu mengurangi cahaya yang memasuki kamera, sehingga Anda dapat menggunakan pengaturan kecepatan rana yang lebih lambat. atau aperture yang Iebih iebar untuk mendapatkan ekspresi kreatif yang lebih hebat. [caption id="attachment_332964" align="alignnone" width="900"] Filter Lensa (Foto: snapshot)[/caption] Saran: Filter ND dikategorikan berdasarkan efek pengurangan cahayanya. Pastikan filter yang Anda pilih, memiliki efek yang memenuhi kebutuhan Anda. Pengurangan cahaya, mungkin memengaruhi pengoperasian AF, tetapi dengan memfokuskan pada Live View, seharusnya bisa membantu. [caption id="attachment_332965" align="alignnone" width="730"] (Foto: Takashi Karaki )[/caption] Bidikan dengan pencahayaan lama Meoto lwa (Pasangan Batu Karang) di Futami, Prefektur Mie, Jepang, diambil tepat setelah matahari terbit Karena saat itu langit cerah, menggunakan filter ND 1000 yang memungkinkan membidik pada 55 detik, 10 stop kecepatan rana yang Iebih lambat daripada tanpa filter. Pencahayaan yang Iebih lama mungkin bisa membuat Iaut tampak Iebih mulus, tetapi kecepatan rana ini menahan sebagian bentuk gelombang, sehingga menyerupai lautan awan.   3. Bagaimana jika memotret tanpa tripod? Anda bisa memotret tanpa tripod, yaitu dengan memanfaatkan fitur kamera dan lensa Anda Berapa banyak yang sudah Anda bidik dengan tangan pada siang hari, mengingat hal itu seyogyanya aman dari goyangan kamera, tetapi ternyata Anda kecewa ketika pada akhirnya Anda melihat hasil bidikan pasca-pemrosesan. Sebenarnya, selalu ada risiko goyangan kamera, bahkan apabila Anda membidik dalam kondisi cerah, karena manusia cenderung melakukan gerakan yang tidak disadari, seperti saat kita menarik napas. Oleh karena itu, Iebih aman menggunakan tripod bilamana memungkinkan. Anda dapat memperoleh bidikan yang tajam apabila membidik dengan kamera di tangan. Pastikan saja hal berikut ini: -Gunakan kecepatan ISO yang Iebih tinggi -Gunakan kecepatan rana cepat yang sesuai -Gunakan Iensa dengan stabilisasi gambar (IS) dan pastikan fltur ini diaktifkan Pastikan Anda pada posisi pembidikan yang stabil.   Teknologi stabilisasi gambar telah semakin baik dalam beberapa tahun belakangan ini, yang membuatnya sebagai bantuan yang Iebih andal daripada sebelumnya. Jika kamera Anda dapat membidik pada kecepatan ISO tinggi dengan noise gambar minimal, Anda juga akan dapat memanfaatkan ini untuk menggunakan kecepatan rana yang Iebih tinggi dalam kondisi rendah cahaya.   4. Lensa yang tepat Menurut fotografer dari Jepang, Toshiki Nakanishi, menggunakan Lensa zoom telephoto, ternyata nyaman digunakan untuk lanskap “Kebanyakan orang berpendapat, bahwa lensa utama yang terbaik untuk digunakan pada fotograf1 lanskap adalah lensa sudut lebar, tetapi saya paling sering menggunakan lensa zoom telephoto. Malahan, EF100-400mm f/45.6L IS ll USM adalah pendamping setia saya untuk memotret lanskap alam Hokkaido, yang merupakan “medan perang” saya yang utama” jelas Toshiki. Toshiki menjelaskan, kompresi persfektif dan efek tarikan ke dalam dari lensa telephoto sangat penting apabila ingin mendekati bagian lanskap yang jarang, atau ingin membuat berbagai elemen terlihat lebih dua dimensi untuk tujuan artistik. Anda bahkan dapat menggunakannya seperti lensa makro dan mendekati ke berbagai detail. Foto lanskap dengan lensa 100mm [caption id="attachment_332971" align="alignnone" width="728"] (Foto: Toshiki Nakanishi)[/caption] “Apabila saya ingin menggambarkan lanskap dengan cara yang menyerupai bidikan yang diambil pada lensa standar, saya menggunaka ujung sudut lebar lensa EF100-400mm f4-5.6L IS II USM. Hal ini menghasilkan penggambaran yang terlihat wajar degan kompresi persfektif yang kecil” kata Takashi.