Walaupun sama-sama menggunakan orang sebagai objek dalam foto, ada perbedaan istilah antara foto model, foto portrait dan foto human interest.
Dalam dunia fotografi banyak beragam aliran atau genre fotografi. Aliran fotografi ini yang membedakan karya foto dengan foto yang lainnya.
Salah satu aliran fotogafi yang paling umum dilakukan adalah, fotografi potrait. Kegiatan foto portrait banyak dipakai, selain mudah dilakukan, objek orang sering dijumpai dan menarik untuk difoto.
Fotografi yang fokus bidikannya ke orang ini, memang tidak semudah yang dibayangkan, membutuhkan ketrampilan yang tidak hanya soal teknis mengunakan peralatan fotografi dan pencahayaan saja. Fotografer harus belajar bagaimana cara untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan subjek.
Selain foto portrait, ada juga foto yang sama-sama menggunakan orang sebagai objek fotonya, yakni foto model dan foto human interest.
Istilah foto ini memang sering tumpang tindih dan sering menjadi pertanyaan. Walaupun sama-sama memotret orang, namun ketiga istilah foto tersebut adalah tiga hal yang berbeda.
Berikut penjelasan perbedaan dari ketiga isltiah foto tersebut, seperti dilansir laman infofotografi,
Foto Model
[caption id="attachment_332629" align="alignnone" width="400"] (Foto:ANTV/FathulBahri)[/caption]
Fotografi model, pengertian model adalah orang yang berpose untuk fotografer.
Dimulai dari sebuah ide, tema dan imajinasi dari fotografer, kemudian model yang baik akan menjadi aktor atau aktris yang membantu mewujudkan karya foto yang bagus sesuai tema yang diinginkan sang fotografer.
Model yang baik adalah yang memiliki komitmen kuat akan pekerjaannya. Dalam kondisi apapun, ketika sedang dalam masa pemotretan dia akan mengatur mood-nya
Kualitas ketrampilan model ini membedakan antara model yang berpengalaman dan tidak. Jadi model yang bagus itu tidak dinilai dari wajah dan postur tubuh saja.
Saat fotografer bekerja dengan model yang berpengalaman, dia dapat berkonsentrasi dengan teknik dan hal-hal yang berkenaan dengan fotografi (seperti setting pencahayaan, kamera, dan alat lainnya) daripada mengatur pose dan ekspresi model secara spesifik.
Meskipun demikian, fotografer harus berkomunikasi dengan model dan menyampaikan apa yang mereka ingin dapatkan. Kemudian model akan mengunakan ketrampilannya untuk mewujudkan gambar tersebut dari pose, ekspresi, atau gerakan tubuhnya.
Foto Portrait
[caption id="attachment_332631" align="alignnone" width="960"] (Foto:Pixabay/kassoum_kone)[/caption]
Sedangkan di dalam fotografi portrait, fotografer mencoba membuat foto yang dapat menggambarkan sifat subjek foto. Fotografer harus mengenal orang tersebut, mencari latar belakang, dan properti yang sesuai untuk memperkuat fotonya.
Meskipun tampak mudah, ada tantangan tersendiri dalam membuat foto portrait yang bercerita.
Kesuksesan fotografi portrait bergantung pada pemilihan komposisi yang tepat dan pendekatan fotografer ke subyek foto beserta lingkungannya. Selain itu, keseharian subyek dalam lingkungannya, menjadi kunci pula agar subyek menjadi lebih santai hingga bisa menghasilkan foto potrait yang natural.
Foto potrait, harus mampu menangkap ekspresi subyek. Ekstrim close-up yang fokus pada keseluruhan wajah. Ini sangat ideal untuk menampilkan mood/ feeling dalam sebuah Fotografi Portrait.
Menggunakan garis, bentuk dan framing sebagai panduan arah pandang yang jelas. Komposisi yang bagus harus bisa memandu pandangan mata ke Point Of Interest.
Foto Human Interest
[caption id="attachment_332632" align="alignnone" width="960"] (Foto:Pixabay/nodies81)[/caption]
Bagaimana halnya dengan foto human interest ini? Secara sederhana, walau sama-sama memotret orang, perbedaannya yaitu foto portrait dan foto model adalah foto manusia tanpa kegiatan, sedangkan foto human interest adalah foto manusia dan kegiatannya.
Fotografi human interest adalah potret dari kehidupan seseorang yang menggambarkan suasana/mood dan menimbulkan simpati dari orang yang melihatnya.
Awalnya, foto human interest lebih termasuk kedalam bagian dari foto jurnalisme, yaitu menggambarkan kehidupan dan interaksi manusia dengan lingkungannya, dan lalu bertujuan supaya mengetuk hati orang-orang untuk bersimpati dan melakukan sesuatu untuk membantu subjek foto.
Di dalam foto jurnalisme, human interest termasuk dalam bagian feature. Bagian ini biasanya sisipan dan bukan untuk berita utama. Kategori human interest lebih banyak tentang kehidupan individu atau masyarakat biasa yang jarang diulas.
Human Interest cukup luas cakupannya tapi sering dicampur-adukkan dengan kategori lain seperti Portrait photography, culture photography (budaya), street photography, travel photography, conceptual photography, dll.
Kebanyakan foto human interest adalah menggambarkan kehidupan masyarakat dengan ekonomi lemah atau di daerah pedalaman, tapi sebenarnya human interest tidak membatasi pada subjek masyarakat kelas bawah saja, tapi juga termasuk potret keberhasilan dari masyarakat kelas atas.