Pertolongan Pertama Digigit Ular, Begini Caranya…

Ular Welang (Yustinus Bagus) (Foto : )

Apakah anda, teman, keluarga anda pernah digigit ular...? Bagaimana kira-kira penanganannya...? Dan apakah semua ular berbisa...? Secara umum, orang awam jika digigit ular berbisa biasanya akan melakukan hal-hal seperti,

  • Mengikat keras bagian tubuh (atas atau bawah) dengan menggunakan tourniquet pada bagian yang terkena gigitan.
  • Menoreh atau menyobek pada bagian tubuh yang kena gigit.
  • Mengisap darah pada bagian tubuh yang kena gigit.
  • Membawanya ke tempat dukun ular atau pawang ular.
Hal-hal yang dilakukan tersebut tidak sepenuhnya salah, hanya perlu lebih dilakukan dengan cara yang lebih baik. Sebab biasanya saat dalam kepanikan karena digigit oleh ular (apalagi telah diketahui bahwa ular tersebut sangat berbisa) maka kadang-kadang orang tidak lagi berpikir secara rasional. Inilah beberapa cara yang baik kita lakukan ketika tergigit ular :
  1. Tenang.. jangan panik, apalagi kita sudah tahu bahwa ular itu berbisa. Panik akan memicu kerja jantung, darah akan lebih cepat beredar dalam tubuh, bisa pun akan lebih cepat tersebar.
  2. Hindari terlalu banyak bergerak apalagi menggerakkan bagian tubuh yang terkena gigitan ular.
  3. Sedapat mungkin mengidentifikasi jenis ular yg menggigit, kalau pun tahu nama ular tersebut karena akan jauh lebih membantu. Tetapi kalaupun tidak, jangan dipaksakan mengejar ular tersebut nanti malah bisa digigit dua kali lagi, hehehe....!!
  4. Jangan ditoreh, dilukai, atau dirobek. Jika kita tidak mengerti tentang sistem saraf yang mencakup kontrol dari otot-otot dan kelenjar yang berada di bawah permukaan kulit.
  5. Jika masih memungkinkan, segera setelah kena gigit bagian tubuh yang kena gigit dihisap kuat dengan alat-alat tertentu seperti “extractor”. Jangan melakukan hisapan dengan mulut karena berbahaya. Bisa dapat berpindah ke gusi yang luka bahkan masuk ke dalam saluran pencernaan.
  6. Bersihkan bagian tubuh yang kena gigit dengan antiseptik untuk mengindari infeksi. - Ikat atau balut di atas dan dibawah bagian tubuh yang kena gigit dengan perban atau torniket, tetapi jangan terlalu kencang, rasakan saja sendiri untuk sedikit memperlambat peredaran darah tetapi tetap bisa mensuplai darah, dan jangan lupa untuk merenggangkan setiap 5 sampai 10 sekali, agar darah bisa mengalir.
  7. Kemudian setelah itu harus segera dibawa ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk memperoleh pertolongan lebih lanjut.
Pada banyak kasus-kasus gigitan ular, sebagian dari mereka ada yang tidak sadar kalau mereka itu telah digigit oleh ular yang sangat berbisa, sehingga tidak melakukan pengobatan dan karena tidak ada pertolongan sama sekali akhirnya meninggal dunia. Contoh ular yang mempunyai bisa dengan jenis racun neurotoksin adalah Ular Weling (bungarus candidus) dengan warna belang hitam-putih dan Ular Welang (bungarus fasciatus) dengan warna belang hitam-putih keruh (kecoklatan). Pengaruh bisa ini sangat fatal, meskipun terkadang pengaruh dari bisa ini tidak menimbulkan rasa sakit. Tetapi karena bisa itu menyerang susunan saraf, maka dapat menimbulkan rasa kecapean, mengantuk, kemudian tertidur untuk tidak terbangun lagi (kematian). Sedangkan untuk contoh ular yang memiliki bisa dengan jenis racun hemotoksin adalah seperti Ular Truno-bamban atau Ular Hijau Ekor Merah (trimeresurus albolabris), tergolong ular (arboreal) aktif di atas pohon, hingga Ular Pudak Bromo (rhabdophis subminiatus), tergolong ular semi-perairan. Keduanya memiliki bisa hemotoksin yang dapat bersifat hemolisis (menghancurkan sel darah merah), sitotoksik (meracuni sel), antikoagulan (anti pembekuan darah), hingga nekrosis (perusakan jaringan). Karena itu, pengetahuan tentang jenis-jenis ular (terutama yang berbisa) adalah penting, dan cara penanganan pertolongan pertama gigitan ular juga perlu lebih disosialisasikan. Perlu adanya yayasan atau rumah sakit yang secara khusus peduli tentang masalah ini, terutama di daerah-daerah yang rawan dengan ular berbisa, seperti daerah Papua dan sekitarnya. Akan banyak nyawa akan tertolong jika ketersediaan SABU (Serum Anti Bisa Ular) memadai di setiap rumah sakit apabila juga didukung dengan harga terjangkau, serta dilengkapi oleh dokter atau tenaga medis yang ahli di bidang ini. Yustinus Bagus | Jakarta