Saat Frustasi #IndonesiaTerserah, Bali Rencana Buka Pariwisata di Bulan Juli

harry-kessell-eE2trMn-6a0-unsplash (Foto : )

Saat frustrasi atas tanggapan Covid-19 Indonesia, hashtag #IndonesiaTerserah telah menjadi tren, karenanya Bali akan membuka pariwisata pada bulan Juli. Para pakar akademis mengklaim bahwa Pemerintah Indonesia telah mengabaikan saran ilmiah mereka mengenai pandemi virus corona. Seperti dilansir ABC News, hashtag #IndonesiaTerserah (Apapun, Indonesia) telah menjadi tren di media sosial, dengan banyak orang Indonesia termasuk pekerja medis mengungkapkan rasa frustrasi mereka pada apa yang mereka lihat sebagai tanggapan pemerintah yang tidak konsisten. Melihat kondisi ini, tujuan wisata populer di Bali berharap untuk dibuka kembali pariwisata pada bulan Juli, dengan pejabat setempat menggembar-gemborkan keberhasilan nyata dalam membendung penyebaran Covid-19. I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, seorang pejabat dari Pemerintah Bali, mengatakan bahwa provinsi itu berharap untuk membuka lebih cepat daripada daerah lain di Indonesia karena penurunan yang dilaporkan dalam kasus virus coronavirus. "Kami sedang merencanakan dan mempersiapkan Bali untuk dibuka kembali. Mudah-mudahan dengan kurva yang rata dan penurunan kasus, Bali akan dibuka kembali pada Juli, lebih cepat dari daerah lain di Indonesia," katanya. "Sebagian besar kasus di Bali telah diimpor, mereka yang kembali ke Bali kebanyakan pekerja yang bekerja di kapal pesiar di seluruh dunia." lanjutnya. Orang-orang yang kembali dari luar negeri ke Bali,  berjumlah sekitar 14.000, telah dikarantina di hotel-hotel lokal selama 12 hari dengan mengorbankan pihak berwenang. Orang Indonesia yang ingin kembali dari Australia ke lokasi di luar Jakarta sebelumnya diharuskan membayar $ 30 ke kedutaan untuk mendapatkan surat. Setelah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membaca laporan tentang hal ini, surat-surat itu sekarang diberikan secara gratis hari ini.

Biaya Suat Keterangan Jalan Pulang ke Indonesia Dihapus

Kemenlu RI sudah memerintakan kepada seluruh perwakilannya di luar negeri untuk tidak mengenakan biaya bagi mereka yang hendak pulang ke Indonesia. Seperti yang diberitakan ABC Indonesia, hari Kamis kemarin (14/5/2020) biaya untuk mendapatkan surat keterangan jalan di Australia adalah sebesar AU$30 (sekitar Rp 300 ribu). Beberapa warga Indonesia yang berada di Australia sebelumnya mempertanyakan beban biaya untuk mendapatkan surat tersebut di tengah situasi pandemi COVID-19 yang berdampak pada banyak orang. Beberapa sumber yang dihubungi, hari Jumat (15/5/2020) telah menyatakan bahwa beban biaya pembuatan surat keterangan jalan akan dihapuskan bagi siapa saja yang memerlukannya. Surat keterangan jalan diperlukan bagi mereka yang ingin melanjutkan perjalanan dengan tujuan akhir bukan kota Jakarta, karena sampai 31 Mei mereka yang tidak memiliki alasan kuat untuk terbang dari Jakarta dilarang melakukannya. Karena surat dari Deplu baru dikeluarkan hari Jumat, maka pembebasan biaya tersebut secara resmi kemungkinan akan mulai berlaku hari Senin.