Nasib Liga Premier Makin Tidak Jelas Dengan Pernyataan Boris Johnson

Liga Inggris Burnley 0-3 Liverpool Roberto Firmino vs James Tarkowski (Foto : )

Nasib Liga Premier makin tidak jelas dengan Pernyataan Boris Johnson. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson belum memberi lampu hijau kembali diputarnya roda kompetisi Premier League. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tak mau gegabah beri lampu hijau Liga Premier. Akibatnya pengelola Kompetisi Liga Inggris kian bingung menentukan "restart" jadual kompetisi yang terhenti akibat Wabah Pandemi Virus Corona. Inggris menjadi negara terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat yang mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat virus Corona. Inggris juga mencatat jumlah kasus terkonfirmasi virus Corona terbesar kedua di Eropa setelah Spanyol. Bahkan virus Corona telah memaksa Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk menjalani karantina mandiri setelah positif terpapar virus Corona. Hal ini membuat Boris Johnson tidak mau gegabah memberikan lampu hijau kepada pengelola Liga Premier untuk memutar kembali roda kompetisi yang senpat dihentikan sementara akibat Pandemi virus Corona. Bahkan Boris Johnson belum memberikan ijin untuk membuka kembali kegiatan masyarakat kedalam kehidupan normal seperti sedia kala di negerinya Ratu Elizabeth tersebut. Sikap kehati hatian Perdana Menteri Inggris ini membuat kelanjutan Liga Premier tetap tertunda. [caption id="attachment_320062" align="alignnone" width="900"] Kelanjutan Liga Premiers kembali tertahan setelah Perdana Meneteri Inggris Boris Johnson mengeluarkan pernyataan dalam pidatonya bahwa saat ini belum saatnya mengakhiri Lockdown. (Foto : Premiersleague)[/caption] Keinginan Pengelola Liga Premier untuk mengikuti langkah Bundesliga Jerman dalam meneruskan lagi musim kompetisi sepak bola 2019-2020, kembali terkantung kantung. Liga Premier tampaknya belum bisa cepat-cepat menyusul langkah Bundesliga Jerman yang segera bertanding lagi mulai 16 Mei 2020. Faktor Penyebab Liga Premier Inggris Tidak Bisa Mengikuti Bundesliga Jerman Pertama adalah perbedaan pada jumlah korban meninggal dunia akibat pandemi virus Corona. Kalau di Inggris tercatat ada 219 ribuan kasus virus Corona, maka catatan kasus terkonfirmasi virus Corona di Jerman adalah 171 ribu. Jumlah korban pandemi Virus Corona ini yang membedakan kualitas respons kedua negara. Sampai Senin pagi ini sudah 31 ribu nyawa melayang di Inggris dibandingkan dengan korban meninggal dunia akibat virus Corona di Jerman yang hanya ada 7.500-an orang. Tingkat fatalitas virus Corona di Inggris mencapai 14,5 persen, sebaliknya Jerman hanya 4,4 persen. Pidato Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dihadapan rakyatnya Minggu malam kemarin, semakin menegaskan arah kebijakan pemerintah Inggris menghadapi Pandemi virus Corona belum berakhir. "Saat ini bukan waktunya mengakhiri lockdown," kata Boris Johnson seperti dikutip The Guardian. [caption id="attachment_320064" align="alignnone" width="900"] Berbeda dengan Kanselir Jerman Angela Merkel yang menyatakan Bundesliga Jerman akan diputar kembali 16 Mei mendatang, Boris Johnson tidak menyinggung sama sekali soal olahraga dan sepakbola dalam pidatonya. (Foto : Premiersleague)[/caption] Johnson mengatakan sekolah-sekolah baru bisa buka lagi Juni nanti, tetapi dia sama sekali tidak menyinggung olah raga dan sepak bola, apalagi melanjutkan kompetisi liga sepak bola profesional seperti yang dilakukan Kanselir Angela Merkel kepada Bundesliga di Jerman pekan lalu. Padahal dua pekan lalu Menteri Kebudayaan Inggris Oliver Dowden menyatakan Liga Premier seharusnya bisa kembali "sesegera mungkin" yang seketika membangkitkan harapan para pembesar sepak bola profesional Inggris untuk memulai lagi kompetisi. Jelas perkembangan terakhir ini membuyarkan upaya Liga Inggris untuk sesegera mungkin melanjutkan lagi kompetisi yang mereka istilahkan dengan "Project Restart" tersebut. Apabila lampu hijau tidak kunjung didapat dari pemerintah Inggris, Kompetisi Liga Premier terancam dihentikan. Badan sepak bola Eropa UEFA memberikan tenggat waktu untuk jadi tidaknya melanjutkan kompetisi Liga Premier dengan tenggat waktu 25 Mei 2020. Klub Anggota Liga Premier Kembali Menggelar Pertemuan. Senin pagi waktu setempat atau Senin sore WIB pengelola Liga Premier akan bertemu kembali. Namun pertemuan kali ini tanpa acuan yang jelas karena tidak mendapatkan petunjuk dari pemerintah Inggris sama sekali mengenai boleh tidaknya melanjutkan lagi seperempat musim yang terhenti akibat pandemi virus Corona. Mengutip Sky Sports, klub-klub Premier League berusaha menyikapi pengumuman terbaru Johnson dengan tetap bersemangat untuk melanjutkan kompetisi yang terhenti akibat Pandemi Virus Corona. Untuk itu mereka kemungkinan akan membahas rencana menggelar tes COVID-19 dua kali setiap pekan, baik kepada pemain dan ofisial. Dan tes ini haruslah mendapat persetujuan Kesehatan Masyarakat Inggris yang merupakan bagian dari Departemen Kesehatan Inggris. Juga akan dibahas komitmen mereka pada kesepakatan semula bahwa 18 Mei adalah waktu mulainya lagi latihan. Tetapi mereka tidak akan bisa segera memastikan kapan pertandingan akan dilangsungkan kembali, apalagi Boris Johnson tidak menyinggung sama sekali soal "Project Restart" itu. Beberapa pekan lalu mereka sudah menetapkan 8 Juni atau 12 Juni adalah mulainya "Project Restart" itu. Namun, ini cuma keinginan klub dan pengelola Liga Premier yang semakin membesar setelah Jerman memberi lampu hijau kepada Bundesliga.