Dua pasang kekasih di Bantul, Yogyakarta, tetap melangsungkan akad nikah di tengah masa pandemi corona. Maharnya berupa alat pelindung diri (APD).
Jika pasangan lainnya memilih membatalkan atau mengundur jadwal pernikahan di masa pandemi corona atau Covid-19, namun tidak bagi dua pasangan calon pengantin di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
Prosesi pernikahan yang digelar oleh Forum Ta'aruf Indonesia (Fortrais) Bantul ini berlangsung sederhana tapi unik.
Uniknya, guna mengikuti protokol kesehatan, dua pasangan pengantin wajib mengenakan APD. Hal unik lainnya, dalam salah satu barang yang dijadikan mahar terdapat APD.
[caption id="attachment_319685" align="alignnone" width="900"]Bertajuk nikah bareng peduli Covid-19, acara ini juga digelar dalam rangka peringatan Nuzulul Qur'an 1441 Hijriah dan hari Palang Merah Internasional.
Kedua pasangan pengantin yang mengikuti nikah bareng ini adalah pasangan Novi Rahmawati Ningsih asal Jember, Jawa Timur dengan Tunggul Pujangkoro asal Mergangsan, Yogyakarta. Serta pasangan Atik Tri Ujianti dengan Lupadi asal Panggungharjo, Sewon Bantul.
Sebelum prosesi pernikahan, kedua pasangan ini tetap memperhatikan protokol kesehatan. Antara lain pemeriksaan suhu tubuh dan mengenakan APD lengkap, termasuk kaca pelindung wajah, dan sarung tangan.
Meski sederhana, pernikahan yang digelar di kebun belakang Kantor Urusan Agama (KUA) Banguntapan Bantul itu tetap berlangsung khidmat.
Kebun yang awalnya kosong disulap menjadi sebuah pelaminan berkonsep 'Ngruwat Alam' atau memelihara alam.
Tak ada perabotan yang mencolok. Dekorasi dibuat sederhana berdinding kain bermotif ecoprint dengan hiasan baju APD di sekelilingnya.
Usai prosesi pernikahan tidak ada gelar resepsi pesta pernikahan. Yang ada, kedua pasangan pengantin baru bergerak menuju ke kantor PMI Bantul untuk mengikuti aksi donor darah. Sementara mahar berupa APD langsung disumbangkan kepada PMI Bantul.
Pasangan Tunggul dan Novi mengaku bahagia bisa melaksanakan pernikahan dengan segala keterbatasan.
"Yang terpenting dalam prosesi ini aman, karena sudah menjalani protokol kesehatan," kata Tunggul.
[caption id="attachment_319686" align="alignnone" width="900"] Cincin kawin yang diberikan dengan tematik corona (ANTV/Santosa Suparman)[/caption]
Ketua Panitia Golek Garwo dan Nikah Bareng Nasional, Ryan Budi Nuryanto mengatakan, pasangan yang mengikuti prosesi pernikahan unik ini tidak dikenakan biaya alias gratis.
"Unik karena selain tempat menikah yang tak biasa, mask kawin berupa APD, alat, alat salat, dan Alquran dibayar tunai," kata Ryan.
Selain gratis, kedua pasangan pengantin juga mendapatkan fasilitas mahar unik, berupa cincin kawin tematik corona, bingkisan pengantin hingga paket bulan madu di hotel berbintang setelah masa pandemi corona berakhir.
Santosa Suparman I Bantul, Yogyakarta.
Baca Juga :