Bagi penggemar film action yang berteknologi tinggi, pasti akan mengatakan film produksi Hollywood lah 'jagoannya'. Namun nyatanya banyak juga film Nasional atau film-film action karya sineas Indonesia, juga memiliki kualitas yang tidak dapat dipandang remeh.
Aktor laga Joe Taslim pernah mengatakan jika film-film action produksi Asia termasuk Indonesia, lebih baik ketimbang buatan Hollywood.
Salah satu alasan film action Indonesia patut diperhitungkan di luar negeri adalah karena para aktor dan aktrisnya benar-benar memiliki skill fight yang bisa memanjakan para penikmat film.
Lain halnya dengan film Hollywood yang kebanyakan mengandalkan kecanggihan efek film atau CGI, walaupun ada beberapa aktor kawakan yang memang pernah mencoba sendiri adegan fight tanpa ada pemeran pengganti, seperti halnya Tom Cruise.
Bagi yang belum tahu, pasti akan menganggap bahwa film garapan sineas Indonesia itu tidak seru, biasa saja dan kurang menarik jika dibandingkan dengan film-film Hollywood.
Namun sejatinya anggapan itu keliru besar karena ada beberapa film action Indonesia yang sampai tembus ke perfilman Hollywood dan pernah mendapat penghargaan Internasional.
Film apa saja? Ini dia:
1. 'Merantau' (Sutradara Gareth Evans - 2009).
Film Indonesia pertama yang masuk dalam jajaran film berkualitas di dunia adalah "Merantau".
Film ini bercerita tentang kehidupan Iko Uwais, seorang laki-laki dari Minangkabau yang sangat ahli bermain silat. Sebagai bagian dari tradisi, dia diharuskan untuk meninggalkan keluarganya demi mencari eksistensi dirinya di kota Jakarta.
Film 'Merantau' memenangi Jury Award for Best Film pada ActionFest, North Carolina di 2010 lalu.
2. 'The Raid: Redemption' (Sutradara Gareth Evans - 2011).
Film "The Raid: Redemption" bisa dibilang film Indonesia yang meraih paling banyak apresiasi dari dunia film internasional.
Film ini dibintangi oleh Iko Uwais dengan sutradara yang sama di film Merantau yaitu Gareth Evans.
Salah satu penghargaan yang didapat oleh The Raid adalah Audience Award dan Dublin Film Critics Circle Best Film pada 2012 di ajang Festival Film Internasional Dublin Jameson.
3. 'The Raid 2: Berandal' (Sutradara Gareth Evans - 2014)
Film 'The Raid 2: Berandal' adalah kelanjutan dari sekuel sebelumnya, yaitu "The Raid: Redemption" (2011).
Film ini berisi adegan yang membuat para penonton merasakan ketegangan karena memang menyuguhkan aksi sadis dari awal sampai sepanjang film.
Film'The Raid 2: Berandal' menceritakan tentang aksi balas dendam seorang Rama (masih diperankan Iko Uwais) ini memaksa dirinya untuk melanglang-buana mencari pembunuh kakaknya (Andi yang diperankan Donny Alamsyah).
"The Raid 2: Berandal" menyuguhkan aksi para aktor dan aktrisnya yang saling bertarung menggunakan sejata tajam.
Belum lagi adegan kejar-kejaran mobil yang sudah sekelas Hollywood, serta aksi silat yang dikoreografikan oleh Iko Uwais dan Yayan Ruhian yang semakin membuat penonton ketar-ketir saat menontonnya.
Hebatnya, premier film ini diputar pada perhelatan Festival Film Sundance (Sundance Film Festival 2014) di Amerika Serikat.
4. 'Headshot' (Sutradara Timo Tjahanto - 2016).
Film "Headshot" adalah film yang juga diperankan oleh aktor laga kebanggaan Tanah Air, Iko Uwais.
Film 'Headshot' sendiri menceritakan Ismail yang diperankan oleh Iko Uwais sebagai seorang pria misterius yang mengalami amnesia dan baru terbangun dari koma panjang.
Perlahan ingatannya mulai kembali, dan membawa Ismail bertemu musuh-musuh lama yang sangar dan sadis, termasuk Lee yang punya reputasi paling menakutkan.
Selain Iko Uwais, film ini juga dibintangi oleh Chelsea Islan, Sunny Pang, Julie Estelle, David Hendrawan, dan Very Tri Yulisman.
Film 'Headshot' menyabet penghargaan Grand Prix Nouveau Genre Award di kategori International Feature Film Competition, sebuah ajang penghargaan film di Perancis.
5. 'The Night Comes For Us' (Sutradara Timo Tjahanto - 2018)
Film 'The Night Comes for Us', yang merupakan film drama thriller aksi kejahatan neo-noir yang juga dibintangi Iko Uwais dan Joe Taslim.
Kisah awalnya sejatinya disusun sebagai skenario dan kemudian diadaptasi menjadi novel grafis sebelum dirilis sebagai film.
Isi cerita film ini berkisah tentang aktifnya organisasi Triad di Jakarta dan menampilkan pertarungan apik antara Joe Taslim dan Iko Uwais.
"The Night Comes For Us" bisa dianggap sebagai mahakarya terbaru Timo Tjahjanto.
Sambutan meriah ditujukan kepada film 'The Night Comes For Us' saat world premiere di Fantastic Festival 2018 yang berlangsung di Alamo S. Lamar, Texas, Amerika Serikat pada 23 September 2018.
6. 'Gundala' (Sutradara Joko Anwar - 2019).
Film karya Joko Anwar ini bukan hanya berprestasi di Tanah Air, melainkan juga di luar negeri.
Film yang diperankan oleh Abimana Aryasatya dan Tara Basro ini ikut dalam Festival Film Toronto 2019 untuk ditayangkan pada kategori Midnight Madness, bersama dengan film bergengsi lainnya, seperti "The Capote Tapes", "The Cave", "Citizen K", hingga "Joker".
Film 'Gundala' juga berhasil menembus Paris International Fantastic Film Festival (PIFFF) 2019.
Selain itu, 'Gundala' dalam ajang Festival Film Indonesia 2019 berhasil mendapatkan 9 nominasi dan memenangkan kategori Penata Suara Terbaik, Pengarah Sinematografi Terbaik dan Penata Efek Visual Terbaik.
7. 'Buffalo Boys' (Sutradara Mike Wiluan - 2018).
Film drama aksi "Buffalo Boys" berkisah tentang kehidupan masyakat Jawa Tengah pada akhir abad ke-19 yang masih dijajah Belanda.
Film ini melebarkan sayapnya di kancah internasional setelah tampil pada penghargaan bergengsi Academy Awards atau Oscar 2019.
Film "Buffalo Boys" ikut serta dalam seleksi Film Berbahasa Asing Terbaik di Piala Oscar 2019, Namun, film yang dibintangi Pevita Pearce dan Ario Bayu ini tidak menjadi wakil Indonesia.
Film "Buffalo Boys" dianggap menjadi wakil Singapura dalam ajang bergengsi itu karena diproduksi oleh Infinite Studios yang memiliki sejumlah partner dalam pembuatannya. Salah satunya adalah dana dari Singapore Film Commission (SFC).
Sebelum tayang di Indonesia pada 19 Juli 2018 silam. Film ini ditayangkan perdana di Fantasia International Film Festival, Kanada, Sabtu (14/7/2018) dan diputar di Festival Film Asia New York pada bulan yang sama.