Satu Warganya Positif Covid-19, Pemkab Brebes Tetapkan Zona Merah

Satu Warganya Positif Covid-19, Pemkab Brebes Tetapkan Zona Merah (Foto Istimewa) (Foto : )

Pemerintah Kabupaten Brebes tetapkan zona merah dan masih mengkaji untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Ini menyusul adanya salah satu warga Brebes yang positif terpapar Covid-19. Hal itu disampaikan oleh Idza Priyanti, Bupati yang juga Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Brebes, Selasa (5/5/2020) dalam pernyataan persnya."Untuk sementara dari hasil swab, ada satu warga Brebes yang positif. Tapi kami Pemkab Brebes belum mengarah ke PSBB. Penerapan PSBB masih dalam kajian tim, sambil melihat perkembangan ke depan nanti seperti apa karena semua hasil swab belum keluar," kata Idza Priyanti.Sementara itu, Sekda Brebes, Djoko Gunawan, mengatakan untuk memutuskan suatu daerah perlu menerapkan PSBB atau tidak, harus melalui kajian dan wajib memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan pemerintah pusat. Termasuk kajian medis terkait perkembangan penyebaran COVID-19.Untuk itu, saat ini Pemkab Brebes masih melakukan kajian tersebut, sambil menunggu perkembangan ke depan."Jadi untuk keputusan PSBB ini, kami masih mengkaji. Karena perkembangan informasi selanjutnya masih akan terus berkembang," jelas Djoko yang juga Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Brebes.Sebelumnya, Pemkab Brebes mengumumkan pasien positif COVID-19 yang pertama pada Selasa pagi. Pasien berinisial YK, laki-laki, berusia 36 tahun, itu kini dirawat di ruang isolasi khusus.Pasien dalam pengawasan (PDP) itu awalnya punya gejala demam. Tapi, dalam 2 hari belakangan ini kondisinya sudah stabil dan tanpa demam.Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Brebes dr. Sartono mengatakan, ada 49 warga Brebes yang sudah dites swab.Jumlah itu terdiri dari 23 orang klaster Gowa dan sisanya masyarakat lain yang ada riwayat bepergian dari daerah yang masuk zona merah.Adapun hari ini, hasil tes swab sudah keluar untuk 21 orang. Yakni 1 orang positif corona dan 20 orang negatif."Dari 21 orang tersebut, 4 klaster Gowa dan sisanya merupakan pasien yang sebelumnya dilakukan isolasi," kata dr, Sartono.