Merujuk kepada jurnal penelitian ini, para peneliti menggunakan filtrasi yang bersifat hibrida (seperti : kapas dengan sutra, kapas dengan chiffon, kapas dengan kain flanel) efisiensi yang dihasilkan adalah sekitar 80 persen untuk partikel yang berukuran kurang dari 300 nanometer dan sekitar 90 persen untuk partikel yang berukuran lebih dari 300 nanometer. Perlu diketahui bahwa partikel virus corona memiliki diameter antara 80 dan 120 nanometer.[caption id="attachment_314916" align="alignnone" width="458"] Hibridapic dari penerbit literatum dan konten jurnal (Foto:ACSnano)[/caption]Namun dengan adanya perpaduan hibrida ini sifat elektrostatik berbasis filtrasi akan memberikan hasil lebih baik. Sebab dengan adanya gaya listrik statis yang tersimpan maka penyaringan membantu menjaga partikel aerosol tetap berada di filtrasi hibrida, atau dapat dikatakan meningkatkan kinerja penyaringan.[caption id="attachment_314922" align="alignnone" width="900"] Hibrida masker pelindung wajah buatan tangan dengan kain katun (Foto:Shutterstock/ Vincenzo De Bernardo)[/caption]Semakin kecil skala lubang yang ada berarti semakin sedikit partikel yang dapat melaluinya.Di akhir penelitian itu mereka juga mengingatkan, ketidaksesuaian bahan pembuat masker dapat juga menurunkan efisiensi filtrasi lebih dari 60 persen.