Ketika Polisi Pandai Mengaji Menghukum Pelanggar PSBB Baca Al Quran

20200429_233308 (Foto : )

Ketika Polisi pandai mengaji menghukum pelanggar PSBB baca Al Quran. Cara baru menghukum pelanggar beragama Islam dengan cara membaca Al Quran. antvklik.com Ramadan selalu menginspirasi kebaikan. Lihatlah apa yang dilakukan Aiptu M Khaeroni. Bhabinkamtibmas Polsek Sukaraja Polres Bogor ini menghukum pelanggar PSBB  membaca Al Quran.Apa maksud dari hukuman ini? "Dengan membaca Al Quran saya berharap warga yang beragama Islam tidak lagi melanggar aturan PSBB," ujarnya.Kapolsek Sukaraja Polres Bogor Kompol Ari Trisnawati mendukung langkah inovatif Aiptu M Khaeroni. Menurutnya langkah tersebut cocok untuk meningkatkan keimanan dan kedisiplinan warga di bulan Ramadhan."Aiptu M Khaeroni merupakan anggota Polsek Sukaraja yang sudah mengabdi sebagai Bhabinkamtibmas Desa Cimandala selama lima tahun, dan guru ngaji yang mengajarkan Quran kepada anak-anak sejak tahun 1998," terangnya.Selain menghukum pelanggar membaca Al-Quran Surat An Nisa ayat 59, petugas kepolisian juga memasangi stiker bertuliskan "Sikap orang beriman dalam menghadapi warga" di kendaraan para pelanggar PSBB.Sebanyak 1.020 personel gabungan dari TNI-Polri dan Pemerintah Kabupaten Bogor terlibat pengawasan PSBB di Kabupaten Bogor, Jawa Barat."Gabungan dari Polres Bogor, Kodim 0621/Kabupaten Bogor, dan Pemkab Bogor, total 1.020 orang," kata Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy. Menurutnya, setiap personel disebar ke 55 titik pengawasan PSBB di berbagai sudut jalan raya Kabupaten Bogor selama 24 jam, dibagi menjadi tiga shift . Masing-masing shift diisi empat personel.Roland mengatakan, konsep pemberlakuan PSBB di Kabupaten Bogor serupa dengan DKI Jakarta dan daerah lain di Jawa Barat.Yang menarik adalah mengapa Aiptu M Khaeroni menghukum pelanggar membaca An Nisa ayat 59. Bagaimana bunyi ayatnya?Nah ini  An Nisa ayat 59.(یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوۤا۟ أَطِیعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِیعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِی ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَـٰزَعۡتُمۡ فِی شَیۡءࣲ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡیَوۡمِ ٱلۡـَٔاخِرِۚ ذَ ٰ⁠لِكَ خَیۡرࣱ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِیلًا)[Surat An-Nisa' 59]artinya:Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.Pengertian Ulil Amri Tafsir at-Thabari menyebutkan bahwa para ahli ta’wil berbeda pandangan mengenai arti ulil amri. Satu kelompok ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan ulil amri adalah umara.Berkata sebagian ulama lain, masih dalam kitab tafsir yang sama, bahwa ulil amri itu adalah ahlul ilmi wal fiqh atau mereka yang memiliki ilmu fiqih.Sebagian ulama lain berpendapat bahwa sahabat-sahabat Rasulullah yang dimaksud dengan ulil amri. Sebagian lainnya berpendapat ulil amri itu adalah Abu Bakar dan Umar.Imam al-Mawardi dalam kitab tafsirnya menyebutkan ada empat pendapat dalam mengartikan kalimat “ulul amri” pada QS An-Nisa:59.Pertama, ulil amri bermakna umara (para pemimpin yang konotasinya adalah pemimpin masalah keduniaan).Ini merupakan pendapat Ibn Abbas, as-Sady, dan Abu Hurairah serta Ibn Zaid. Imam al-Mawardi memberi catatan bahwa walaupun mereka mengartikannya dengan umara namun mereka berbeda pendapat dalam sabab nuzul turunnya ayat ini. Ibn Abbas mengatakan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah bin Huzafah bin Qays as-Samhi ketika Rasul mengangkatnya menjadi pemimpin dalam sariyah (perang yang tidak diikuti oleh Rasulullah SAW).Sedangkan As Sady berpendapat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Amr bin Yasir dan Khalid bin Walid ketika keduanya diangkat oleh Rasul sebagai pemimpin dalam sariyah.Kedua, ulil amri itu maknanya adalah ulama dan fuqaha. Ini menurut pendapat Jabir bin Abdullah, al-Hasan, Atha, dan Abi al-Aliyah.Ketiga, Pendapat dari Mujahid yang mengatakan bahwa ulil amri itu adalah sahabat-sahabat Rasulullah saw.Pendapat keempat, yang berasal dari Ikrimah, lebih menyempitkan makna ulil amri hanya kepada dua sahabat saja, yaitu Abu Bakar dan Umar.