Manusia Rentan Virus Zoonosis “Eskploitasi Manusia Terhadap Satwa Liar”

Manusia Rentan Virus Zoonosis 'Eskploitasi Manusia Terhadap Satwa Liar' (Foto ANTVklik-Bagus) (Foto : )

Presiden Joko Widodo telah menetapkan virus corona (COVID-19) sebagai jenis penyakit dengan faktor risiko yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat, oleh karenanya pemerintah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat. Hingga Minggu (26/4/2020) jumlah pasien positif COVID-19 di Indonesia mencapai 8.882 orang, dari jumlah itu pasien yang meninggal dunia sebanyak 743 orang, sementara 1.107 orang dinyatakan sembuh, berdasarkan keterangan Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Achmad Yurianto.Dari beberapa penelitian menyebutkan hewan yang dipercaya sebagai sumber virus corona tersebut, seperti dilansir dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of Royal Society B menyatakan bahwa, penurunan populasi satwa liar memfasilitasi penularan penyakit zoonosis (penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya).Proses Zoonosis dikenal sebagai limpahan virus dimana virus berpindah ketika ada kontak yang cukup dekat antara hewan yang terinfeksi dengan manusia yang rentan.Perpindahan virus dari hewan ini bisa melalui pernafasan, kotoran, urin, hingga darah, kata Christine Johnson, penulis utama studi dari University of California.Menurut penelitian ini, hewan peliharaan, termasuk hewan ternak, telah menjadi sumber penyebaran virus terbesar hingga saat ini, yang mungkin tidak mengejutkan adalah karena mengingat jumlah hewan ini yang lebih banyak berinteraksi dengan manusia.Sumber penting lainnya adalah hewan liar yang semakin banyak jumlahnya dan telah beradaptasi dengan baik pada lingkungan tempat dimana manusia mendominasi, seperti contohnya beberapa hewan pengerat, kelelawar, dan spesies primata yang tinggal di dekat manusia."Risiko limpahan meningkat dengan meningkatnya kelimpahan spesies secara global," kata Johnson."Penularan penyakit telah umum terjadi dari spesies yang dijinakkan dan satwa liar yang telah beradaptasi dengan cara kita mengubah lanskap." tambahnya.Beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan penurunan spesies hewan juga menyebabkan penularan virus zoonosis dari hewan ke manusia, yaitu melalui eksploitasi manusia terhadap satwa liar, yaitu perburuan, atau perdagangan satwa liar, dan perambahan manusia ke habitat alami.Dalam kajian penelitian ini, Johnson memberi bukti bagaimana aktivitas manusia telah mendorong risiko limpahan dari satwa liar. Menurutnya virus pada hewan dapat beradaptasi atau berkembang saat menginfeksi manusia."Eksploitasi satwa liar, melalui perburuan, penangkapan, dan perdagangan satwa liar, biasanya melibatkan kontak sangat dekat yang memfasilitasi penularan penyakit. Hewan liar hidup dijual di pasar di mana hewan dan manusia bercampur sehingga memungkinkan peluang sempurna bagi virus untuk berpindah. " k ata Johnson Studi terbaru diterbitkan pada hari yang sama bahwa lebih dari 200 organisasi dari seluruh dunia, termasuk World Animal Protection dan Humane Society International, mengeluarkan surat kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mendesak mereka untuk mendukung larangan permanen terhadap pasar satwa liar hidup dan penggunaannya.Satwa liar dalam pengobatan tradisional. Surat itu mencatat bahwa pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung telah dikaitkan dengan pasar satwa liar di Wuhan, China.Dari penelitian ini Johnson berharap dapat mengubah pemikiran dari respons manusia terhadap pandemi menjadi pencegahan pandemi.Munculnya penyakit yang terjadi di mana saja dapat memengaruhi manusia dan manusia perlu memahami dampak yang manusia alami di dunia alami untuk menemukan cara yang lebih berkelanjutan untuk hidup berdampingan. Yustinus Bagus | Jakarta