Meninggal Karena Corona, Ini Pesan Terakhir yang Mengharukan untuk Istrinya

Meninggal Karena Corona, Ini Pesan Terakhir yang Mengharukan untuk Istrinya (Foto Istimewa) (Foto : )

Meninggal karena corona, seorang pria menuliskan pesan terakhir yang mengharukan untuk Istrinya. Katie Coelho adalah seorang wanita bersuami di Amerika Serikat dan harus mengalami kisah menyedihkan karena kehilangan seseorang yang penting dan tidak tergantikan dalam hidupnya. Sang suami, Jon Coelho (32 tahun) menghabiskan bulan terakhir di sebuah rumah sakit di Danbury, Connecticut dan dokter di sana telah membantunya melawan virus Corona yang menyerang tubuhnya. Namun naas, ia tidak selamat dan meninggal karena serangan jantung akibat komplikasi virus Corona itu dan pada Rabu (22/4/2020), Katie (33) pergi ke rumah sakit dan mengumpulkan barang-barang milik mendiang suaminya. Saat itu ia membuka ponsel lawas suaminya dan mencoba menyimpan sebanyak mungkin foto mendiang suaminya dan kedua anak mereka. Namun Katie justru menemukan hal lain yang membuatnya merasa sedih sekaligus haru, yakni Jon meninggalkan surat terakhir untuknya dan kedua anak mereka. Awal mula Jon Coelho teridentifikasi terkena virus corona Covid-19 pada 24 Maret 2020 di mana Jon diketajui telah melakukan kontak dengan seseorang yang positif Covid-19. Jon Coelho waktu itu mengaku hanya merasakan pusing, migrain dan kehilangan indra pembau, tetapi setelah ia melakukan tes, ia ternyata positif menderita Covid-19, sehingga segera melakukan karantina mandiri di bagian rumahnya. Jacob Wycoff, teman Jon menyebutkan sahabatnya itu memiliki kanker saat ia berumur 8 dan 16 tahun, tetapi menurut dokter seharusnya riwayat penyakitnya tidak membuat komplikasi dengan Covid-19. "Ia adalah orang sehat berumur 32 tahun." ujar Jacob Wycoff. "Dalam 24 jam, ia mulai batuk dan dari batuknya ia tidak dapat mengambil napas," ujar Katie. "Dokter menyuruhnya untuk ke rumah sakit karena ia sudah memerlukan pengobatan yang serius." tambah Katie. Minggu pertama dokter mencoba mengobatinya dengan pengobaan, tetapi Jon harus berusaha keras dan sampai harus diintubasi. "Aku tidak tahu kenapa tapi aku memasang teleponku dalam mode getar, dan aku tidur saat kemudian aku mendapat telepon pukul 4 dini hari darinya jika nafasnya menjadi sedikit aneh malam itu, sehingga mereka bilang akan biarkan tubuhnya istirahat dan pulang ke rumah, dan ia juga katakan jika ia mencintai kami." beber Katie Jon segera mendapat ventilator dan dokter berharap ia akan sembuh total, tetapi kondisinya menjadi semakin buruk. "Hari ketujuh mereka mencoba membangunkannya tetapi ia bernapas sangat berat," ujar Katie. Setelah itu, ginjal Jon mulai tidak berfungsi dan ia mulai alami demam berhari-hari, Jon akan bangun dalam kondisi panik dan akan selalu mencoba menyingkirkan tabung ventilatornya. Berminggu-minggu Jon tidak menunjukkan perkembangan apapun, dokter berikan obat sedatif yang sepertinya berhasil sehingga Katie mulai merasa penuh harapan lagi. Namun hanya beberapa jam setelah itu, Jon mendapat serangan jantung dan meninggal dunia. Inilah pesan terakhirnya untuk keluarganya: "Aku mencintai kalian semua dengan seluruh hatiku dan kau memberikanku hidup terbaik yang bisa kuminta. Aku sangat beruntung itu membuatku sangat bangga menjadi suamimu dan menjadi ayah bagi Braedyn dan Penny. Katie kau adalah orang paling penyayang yang pernah kutemui, kau berbeda dari yang lain... pastikan kau hidup penuh kebahagiaan dan dengan passion yang sama yang membuatku jatuh cinta padamu. Melihatmu menjadi ibu terbaik untuk anak-anak adalah hal terbaik yang pernah aku alami. Beritahu Braedyn sekarang ia adalah sahabat terbaikku dan aku bangga menjadi ayahnya dan untuk semua hal hebat yang ia lakukan dan akan selalu lakukan. Beritahu Penelope dia adalah tuan putri dan dapat memiliki apapun yang ia inginkan dalam hidupnya. Aku sangat beruntung.... Jangan menahan diri dan jika kau bertemu seseorang ketahuilah bahwa jika ia menyayangimu dan anak-anak aku akan sangat senang. Tetaplah bahagia apapun yang terjadi!" [caption id="attachment_312897" align="aligncenter" width="800"] Pesan terakhir Mendiang Suami (Foto Tangkap Layar)[/caption] Sebelumnya Jon dan Katie bertemu saat menjadi mahasiswa di Western Connecticut State University dan awalnya mereka hanya teman kemudian hubungan menjadi lebih serius dan menikah di tahun 2013. Selanjutnya mereka memiliki dua anak:Braedyn (2) dan Penelope (10 bulan). Mereka berjuang keras untuk membangun keluarga mereka, sebab Katie mengalami dua kali keguguran. Anaknya Braedyn bahkan divonis lahir dengan penyakit saraf yang parah dan hanya diberi waktu enam minggu untuk hidup. Namun takdir berkata lain, Braedyn hidup sehat dan keluarga mereka pun menjalani kehidupan yang harmonis. Jon digambarkan temannya Jacob Wycoff sebagai sosok yang sangat baik, perhatian dengan keluarga, anak dan teman-temannya. Braedyn dianggap sangat rentan terhadao virus Corona, sehingga seluruh keluarga telah melakukan karantina dengan sangat serius. Katie dan kedua anaknya tetap di rumah, tetapi Jon tetap bekerja. "Suamiku menggunakan sarung tangan, masker, ia juga mencuci tangannya," jelas Katie. "Ia benar-benar menjaga kebersihan karena ia takut anak kami mendapatkan virus itu." ujar Katie.