Ketatnya Social Distancing di Australia, WNI: Dicurigai Seperti Maling

melbourne reuters (Foto : )

Pemerintah Australia menerapkan social distancing dengan ketat. Warga boleh melapor ke polisi jika ada yang melanggar aturan itu. Bahkan seorang WNI di sana merasa dicurigai seperti maling setiap pergi bekerja. Saat ini, aturan social distancing di Autralia adalah warga hanya boleh keluar rumah untuk empat hal, yakni belanja kebutuhan pokok, mendapat layanan kesehatan, bekerja atau sekolah. Itu juga kalau hal tersebut tidak dapat dilakukan dari rumah. Untuk memastikan semuanya patuh aturan itu, polisi menganjurkan agar warga melaporkan jika melihat ada orang yang tidak mematuhinya. Anjuran untuk melaporkan ke polisi itulah yang membuat warga saling curiga apakah tetangga mereka benar-benar mematuhi aturan. Seperti yang dialami oleh Mella Mariana, seorang warga asal Indonesia yang tinggal di Melbourne. Selama setahun terakhir Mella bekerja untuk Metro, layanan transportasi kereta. Mella harus keluar rumah dengan jadwal sembilan hari kerja dan lima hari libur. Dalam dua minggu terakhir, ia merasa tetangganya tidak suka dengan kegiatan ke luar rumah yang dilakukannya. Kepada ABC Indonesia, Mella mengaku semakin merasakan bagaimana tetangganya memperhatikan gerak-geriknya saat hendak pergi dan pulang kerja.

"Misalnya saya kerja shift tengah hari dan berangkat jam 11 pagi. Pas saya pulang bekerja juga begitu (diamati tetangga)," katanya. [caption id="attachment_309738" align="alignnone" width="460"] Mella yang merasa dicurigai seperti maling saat berangkat kerja (Foto: dok pribadi)[/caption] Menurut Mella, sebelum pandemi virus corona semua tetangga dekat rumahnya bersikap ramah dan bertegur sapa, namun sekarang tidak lagi. "Saya merasa seperti maling yang dicurigai," kata Mella. Tidak saja di rumah, Mella mengatakan saat ia 'jogging' di taman di dekat tinggalnya, banyak juga orang yang memberikan pandangan tidak senang. Akhirnya Mella memutuskan untuk memakai rompi kuning berlogo 'Metro' di mobilnya. Ini menunjukkan bahwa dirinya termasuk pekerja yang setiap hari harus keluar rumah untuk menjalankan tugasnya.

Aturan Tidak Jelas

Sejauh ini mayoritas warga Australia mematuhi aturan yang ada, namun beberapa insiden terjadi akibat ketidakjelasan mengenai apa yang dimaksud dengan "kegiatan penting" yang masih boleh dilakukan di luar rumah. Seorang kakek yang ditemui di sebuah kuburan di Sydney mengatakan, dia selalu mengunjungi makam istrinya, seminggu sekali setiap hari Senin. Dia mengatakan akan tetap melakukan hal tersebut, walau nantinya didenda polisi. Menurutnya berkunjung ke makam istrinya penting bagi kesehatan mentalnya. Untuk hal-hal semacam ini, polisi di Australia sudah diminta bertindak sensitif untuk tidak menjatuhkan denda atas semua kegiatan di luar rumah tanpa pandang bulu. Aturan sosial distancing juga membuat beberapa warga meminta agar mereka yang berbelanja di supermarket tidak membawa anak-anak. Ini karena susahnya mengatur anak-anak di tempat umum. Beberapa warga menulis di akun Facebook Woolworths, salah satu jaringan supermarket terbesar di Australia, meminta agar ada larangan membawa semua anggota keluarga pergi belanja. "Saya melihat ada tiga orang dewasa datang bersama seorang anak-anak. Apakah ini perlu? Mungkin Woolies perlu mengeluarkan aturan membatasi hanya boleh satu orang saja datang belanja," tulis salah satu komentar. Namun Woolworths mengatakan tidak akan melakukan larangan apapun. "Kami tidak berencana melarang anak-anak untuk memasuki toko kami saat ini," kata seorang juru bicara Woolworths. ABC Indonesia