Air Liur Lebih Akurat Dibanding Rapid Test dengan Sampel Darah. Ini Kata Ahli.

laboratory-2815640_960_720 (Foto : )

Menggunakan sampel air liur untuk tes corona atau Covid-19 ternyata jauh lebih akurat dibanding rapid test dengan sampel darah. Ini kata limuwan. Seperti dikutip laman Metro, para ilmuwan dari ICN2 (Catalan Institute Nanoscience and Nanotechnology) yang tergabung dalam tim CONVAT di Spanyol, sedang mengembangkan sensor laser yang dapat mengambil sampel penyakit dari saliva atau air liur. Secara teknis, biosensor optik non-invasif akan mengambil sampel Covid-19 pada manusia dengan cepat jika virus sudah menyebar ke dalam tubuh. Sejauh ini, sudah ada enam demonstrator biosensor yang mereka uji di laboratorium. Meski begitu, alat ini belum sempurna dan memerlukan waktu untuk melakukan pengujian lebih lanjut. Diharapkan, alat tes Covid-19 ini bisa rampung sepenuhnya dalam waktu satu tahun. Metode tes air liur untuk mendeteksi virus corona sebenarnya bukan hal yang baru. Sebelumnya, cara ini dilakukan untuk meneliti infeksi bakteri atau biomarker kanker. Detektor yang digunakan memanfaatkan fotonik atau teknologi yang memanipulasi cahaya agar bisa mengidentifikasi infeksi pada pasien dengan sejumlah kecil virus.

Lebih Akurat

Meski begitu, para ilmuwan mengklaim bahwa menggunakan sampel air liur untuk menguji keberadaan virus corona jauh lebih cepat dan akurat ketimbang memakai rapid test dengan sampel darah yang selama ini digunakan untuk deteksi Covid-19. “Ribuan kematian yang karena virus corona mengharuskan tim medis untuk mendapatkan alat pengujian cepat yang baru dan akurat, serta sangat sensitif, tidak invasif, dan murah untuk diproduksi.” demikian kutipan pernyataan koordinator proyek penelitian, Profesor Laura Lechuga, Kamis (9/4/2020) "Saat ini, kami mengintegrasikan semua instrumen ke dalam kotak portabel berukuran 25 x 15 x 25 cm dengan kontrol tablet. Sejauh ini, detektor kami mudah digunakan, dengan hanya memerlukan keahlian teknis, dan dapat digunakan secara luas untuk dokter atau perawat untuk menguji pasien. Nanosensor kami mampu mendeteksi deretan RNA yang akan sepenuhnya mengidentifikasi virus corona baru," jelasnya. Secara terpisah, Chairman of the Photonics21 Healthcare Workgroup Dr. Jurgen Popp mengatakan, tim CONVAT bekerja sepanjang waktu untuk mengembangkan tes cepat dan non-invasif untuk melawan virus corona. "Kemampuan untuk menemukan virus mengerikan ini dengan cepat akan berkontribusi pada upaya dunia dalam memerangi Covid-19 dan menyoroti keberhasilan lainnya untuk teknologi berbasis fotonik," pungkasnya. Metro