Imbauan pemerintah agar warga Jakarta tidak mudik selama wabah corona, dianggap angin lalu oleh sebagian orang. Seperti di Terminal Kalideras dan Kampung Rambutan Jakarta, masih ditemukan warga yang mudik ke kampung halaman masing-masing.
Suasana di Terminal bus Kampung Rambutan Jakarta Timur tidak terlalu ramai pada Senin (30/3/2020) pagi. Beberapa calon penumpang mengaku ingin mudik ke sejumlah daerah di Jawa Barat.
Mereka memilih mudik lebih awal karena diliburkan oleh perusahaan masing-masing dan baru akan kembali ke ibu kota setelah wabah virus corona berlalu.
[caption id="attachment_300066" align="alignnone" width="900"] Kursi-kursi calon penumpang di Terminal Kp Rambutan yang sudah menerapkan social distancing (ANTV/Simon Tobing)[/caption]
Beberapa calon penumpang lainnya mengaku terpaksa pulang kampung karena tidak memiliki pekerjaan lagi sejak dua pekan lalu. Pulang kampung pun dipilih guna mengurangi tinggnya biaya hidup di ibu kota.
Kondisi serupa juga terjadi di Terminal Bus Kalideres Jakarta Barat. Meski kondisinya lebih sepi, ada puluhan orang yang ingin mudik ke kampung halaman selama wabah corona.
[caption id="attachment_300064" align="alignnone" width="900"] Petugas memeriksa calon penumpang di Terminal Kalideres (ANTV/Ong Suhirman)[/caption]
Para calon penumpang mengaku sudah mengetahui imbauan pemerintah agar tidak mudik. Namun mereka tidak punya pilihan lain karena tempatnya bekerja sudah tutup dan tidak ada tempat tinggal lagi di Jakarta.
Mudik Dini ke Empat Provinsi
Fenomena mudik dini dari Jakarta akibat wabah corona sudah diungkapkan Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas, Senin (30/3/2020). Dikatakan, arus mudik dini sudah terjadi ke empat provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur.
"Oleh sebab itu, di tengah merebaknya pandemi Covid-19, adanya mobilitas orang sebesar itu sangat berisiko memperluas penyebaran Covid-19," kata Jokowi.
Bahkan, ia sudah mendapatkan laporan dari Gubernur Jawa Tengah dan Gubernur DI Yogyakarta bahwa pergerakan arus mudik sudah terjadi lebih awal dari biasanya.
Menurutnya, percepatan arus mudik terutama dari kalangan pekerja informal di kawasan Jabodetabek.
Selama delapan hari terakhir ini, ada 876 armada bus antarprovinsi yang membawa kurang lebih 14.000 penumpang dari Jabodetabek ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY.
"Ini belum dihitung arus mudik dini yang menggunakan transportasi massal lain, seperti kereta api maupun kapal dan angkutan udara, serta menggunakan mobil pribadi," terang Jokowi.
Ong Suhirman, Simon Tobing I Jakarta