Imbas lockdown yang diterapkan pemerintah India, dalam rangka sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19, memaksa seratusan juta buruh kasar nekat mudik jalan kaki.
Keputusan Pemerintah India melalui Perdana Menteri Narendra Modi yang memberlakukan Lokcdown selama 21 hari, telah memicu jutaan pendatang meninggalkan kota-kota besar di negara tersebut.
Menjadi pengangguran dan ketakutan tidak adanya penghasilan, membuat mereka nekat memilih kembali ke kampung halaman.
Ada yang sudah jauh-jauh hari memadati stasiun bus dan kereta demi mudik untuk bisa kembali ke kampung halaman, sehari sebelum lockdown tiga pekan di negaranya diberlakukan.
[caption id="attachment_299932" align="aligncenter" width="900"] Ribuan Buruh Padati Stasiun untuk Mudik (FotoTangkap Layar Video Amatir)[/caption]
[caption id="attachment_299933" align="aligncenter" width="800"] Tak Ada Harpan Hidup Akibat Lockdown, Ribuan Buruh Padati Stasiun untuk Mudik (FotoTangkap Layar Video Amatir)[/caption]
Namun bagi ribuan buruh kasar yang tidak kebagian kendaraan, nekat mudik dengan berjalan kaki.
[caption id="attachment_299935" align="aligncenter" width="900"] Imbas Lockdown, Ribuan Buruh Kasar India Nekat Mudik Jalan Kaki (Foto Reuters)[/caption]
"Daripada mati kelaparan, kami memutuskan berjalan," ungkap Dilpiji Thakor yang kehilangan pekerjaan setelah pusat perbelanjaan di Ahmedabad tempatnya bekerja ditutup
Saat ini, India memiliki sekitar 100 juta pekerja kasar dan berkemampuan rendah, yang mencari nafkah di kota-kota besar seperti New Delhi dan Mumbai.
Mereka datang dari desa-desa miskin, demi upah harian yang hanya cukup untuk mmemenuhi kebutuhan dasar.
Sehingga tidak mengherankan, jika kebijakan lockdown membuat sebagian dari mereka rela berjalan kaki puluhan, bahkan ratusan kilometer demi kembali ke kampung.
"Setidaknya di desa ada rumah dan keluarga. Di sini kami tidak punya siapa-siapa," jelas Jamu Rathwa, seorang kuli bangunan di Kota Surat seperti dikutip dari AFP.
Sementara itu, tidak diketahui pasti berapa jumlah pekerja kasar yang berjalan kaki ke kampung halaman.
Namun, media setempat memperkirakan jumlahnya mencapai puluhan ribu dan pemerintah federal pun meminta otoritas di daerah, untuk menyediakan makanan dan akomodasi bagi para korban lockdown itu.
Beberapa negara bagian dikabarkan telah mengorganisir bus, untuk mengangkut warga mereka yang terjebak di jalan.
Kebijakan Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi memberlakukan lockdown sejak Rabu (25/3/2020) lalu dan sejauh ini, negara berpenduduk satu miliar jiwa itu telah melaporkan lebih dari 700 kasus virus corona.