Hal senada juga dikatakan Profesor Clare Collins, pakar diet dari University of Newcastle. Menurutnya, tidak ada satu makanan pun yang secara ajaib dapat membanjiri sistem kekebalan tubuh kita."Nutrisi dari berbagai makanan diperlukan dalam jalur biokimia yang terpicu ketika tubuh kita melawan infeksi," katanya. Vitamin A dan seng membantu menjaga integritas kulit dan lapisan organ vital dan sistem pernapasan, yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh bawaan.Sementara vitamin B12 dan zat besi juga penting untuk produksi hemoglobin yang membawa oksigen dalam darah.Sedangkan vitamin C, E, dan selenium membantu mengendalikan peradangan dengan menghilangkan dampak stres oksidatif, karena radikal bebas yang menembus dinding sel dan menyebabkan kebocoran.[caption id="attachment_298036" align="alignnone" width="703"] Berbagai bahan pangan (Foto: ABC Indonesia)[/caption]Collins mengatakan, minum vitamin tambahan tidak diperlukan kecuali jika telah didiagnosis mengalami kekurangan nutrisi tertentu seperti vitamin D. Atau memiliki kebutuhan khusus karena sedang hamil atau didiagnosis dengan kondisi gangguan usus."Satu-satunya orang yang membutuhkan suplemen vitamin atau mineral adalah mereka yang sudah disarankan dokter atau ahli gizi untuk meminumnya," kata Prof Collins.Ditegaskan, tidak ada bukti konklusif bahwa suplemen vitamin C dapat menunda timbulnya infeksi atau mengobati infeksi pernapasan.Lalu, bagaimana dengan berolahraga?Banyak penelitian menunjukkan berolahraga jangka panjang bermanfaat untuk sistem kekebalan tubuh serta menjaga kesehatan jantung dan paru-paru.Banyak cara untuk melanjutkan kegiatan olahraga saat harus menjaga jarak dengan orang lain."Jangan juga tiba-tiba lari maraton karena menganggap Anda akan bugar dan tangguh," kataPellegrini."Justru Anda akan lebih rentan terhadap infeksi karena sebagian besar energi teralihkan membentuk otot dan kebugaran. Padahal energi tersebut berguna untuk sistem kekebalan tubuh," katanya lagi. ABC Indonesia