Sejumlah mahasiswi salah satu Universitas di Medan, tergerak untuk melakukan perubahan di dunia pendidikan dengan membangun perpustakaan terapung, khusus di pesisir Belawan, Sumatera Utara. Motivasi yang tertanam menjadi guru pengajar, memiliki jiwa para pejuang literasi anak pesisir dapat membantu dunia pendidikan.Sejumlah guru tenaga pengajar merupakan salah satu mahasiswa, dan siswi Universitas di Medan, yang membentuk komunitas perapung mendirikan perpustakaan terapung di salah satu kampung nelayan Sebrang, Kecamatan Medan Belawan, Sumatera Utara.Meski sebagai mahasiswa dan siswi salah satu Universitas di Medan, namun mereka rela membagikan waktunya menjadi guru tenaga pengajar untuk membagikan ilmu pengetahuan, kepada 30 orang anak nelayan, terlihat serius mengikuti berbagai mata pelajaran di dalam ruangan berukuran 5 meter kali 5 meter.Untuk bisa sampai ke perpustakaan terapung, yang berada di salah satu perkampungan yang jauh dari kota Belawan ini, para guru merupakan tenaga pengajar yang diadakan setiap seminggu sekali pada hari Minggu ini, harus menyeberangi sungai mengunakan perahu ini, tidak lupa dari tugas kuliahnya.Salah satu anak nelayan mengatakan, dengan adanya perpustakaan terapung yang dibantu dengan guru pengajar ini, dapat membantu anak nelayan untuk bisa belajar dari mulai membaca dan menulis.Salah satu guru pengajar perpustakaan terapung, mengatakan dengan berdirinya perpustakaan terapung di tengah perkampungan yang jauh dari kota ini, bertujuan untuk membantu dunia pendidikan khususnya pada anak nelayan juga dapat menekan angka anak usia dini putus sekolah.Perpustakaan terapung yang berdiri sejak 2014, berhasil meningkatkan kepedulian anak pesisir maupun orang tua untuk lebih peduli dengan pendidikan anak dan kebersihan lingkungan. Martinus Sitorus | Belawan, Sumatera Utara
Perpustakaan Terapung, Tekan Angka Anak Nelayan Putus Sekolah
Selasa, 24 Maret 2020 - 21:06 WIB
Baca Juga :