Peneliti Universitas Syiah Kuala Banda Aceh , Profesor Musri Musman menyebut kandungan ganja yang sudah diekstrak menjadi minyak, berpotensi menangkal Virus Corona (Covid-19) di tubuh manusia. Musri menjelaskan, virus corona masuk ke tubuh manusia lewat saluran paru-paru. Hal ini menimbulkan pneumonia atau peradangan paru. Kondisi ini mirip dengan kasus penyakit paru-paru karena infeksi virus tertentu.Ada juga penelitian yang menyebut bahwa ekstrak zat Cannabidiol (CBD) dalam ganja, selain untuk penyakit paru-paru juga berguna bagi penyakit asma dan herpes.[caption id="attachment_295761" align="alignnone" width="700"] Peneliti Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Profesor Musri Musman (Foto:Muhammad Fadly)[/caption]Dia mengatakan orang yang terserang penyakit paru-paru akan ditandai dengan peradangan. Akibatnya, terjadi penumpukan dan pemecahan sel-sel dalam tubuh atau disebut dengan sitokin.Untuk mencegah hal itu CBD akan berfungsi sebagai anti-peradangan dan anti-inflamasi."Jadi CBD itu saat dicoba, dapat mencegah atau anti-peradangan. Saya berkesimpulan CBD pada penyakit-penyakit itu bisa melakukan anti-inflamasi. Kenapa tidak pada kasus virus corona?" jelas Musri.Sementara inflamasi akan mengakibatkan perangsangan antibodi yang berlebihan, bahkan kegagalan pada organ khusus di tubuh seseorang."CBD yang dicoba ternyata mampu menghentikan pengeluaran antibodi yang berlebihan dari sistem imun. Ini sama dengan kasus corona," ujar Musri.Musri yang merupakan Profesor Ahli kimia bahan alam Universitas Syiah Kuala ini kembali menjelaskan, kandungan zat terpenting dalam ganja ialah CBD. Zat itu terdapat di daun ganja, bunga, serta buahnya. Namun, ia enggan menjelaskan berapa kandungan CBD dalam satu batang pohon ganja.Menurutnya, langkah penggunaan CBD juga tidak sembarangan. Ganja tersebut harus diekstrak terlebih dahulu kemudian di fraksionasikan. Sehingga zat yang berbahaya seperti Tetrahydrocannabinol (THC) terpisah dari CBD.CBD inilah yang nantinya berubah menjadi minyak. Musri mengatakan minyak dari kandungan itu bisa diminum dengan takaran satu sendok makan. Namun jika terlalu banyak dikonsumsi, kata dia, bisa berbahaya bagi tubuh.Tetapi Musri tidak membenarkan penggunaan ganja dengan cara diisap seperti rokok tembakau untuk menangkal corona. Menurutnya, ganja jika diisap akan menyerang saraf otak karena kandungan THC akan bekerja seperti psikotropika.Sementara penggunaan CBD jika dikonsumsi akan memberikan psikoaktif dan tidak menyebabkan halusinasi."Mengobati tidak dengan diisap. Tidak seperti itu. Yang diisap itu THC, itu langsung ke saraf otak. Dia akan bekerja seperti psikotropika. Kalau CBD itu waktu kita makan dia tidak bersifat psikotropika tapi psikoaktif, tidak ada menyebabkan halusinasi," sebutnya.Musri menyatakan siap bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk melakukan uji coba terkait ekstrak ganja demi menangkal virus corona dari dalam tubuh manusia. Muhammad Fadly | Banda Aceh, Aceh