Kegalauan akan menjadi pengangguran kerap melanda mahasiswa yang baru saja menjadi sarjana atau menuntaskan kuliahnya. Sejatinya, ketika semua tantangan saat kuliah terselesaikan dan resmi menyandang sarjana, ada kelegaan bagi 'sarjana baru' namun sebagian lulusan baru atau fresh graduate, sering menghadapi kenyataan status pengangguran.Untuk mengatasi kesenjangan terkait ketrampilan yang siap masuk ke dunia kerja, Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Maranatha dan Universitas Kristen Maranatha mencoba mewujudkan Universitas Kristen Maranatha yang l ocally relevant-nationally respected , yakni menyiapkan lulusan berkarakter unggul, profesional, siap bekerja, serta dapat menciptakan lapangan kerja baru di era disrupsi.Hal tersebut disampaikan Prof Ir Sri Widiyantoro MSc PhD IPU pelantikan dirinya sebagai Rektor baru untuk masa bakti 2020-2024, melanjutkan kepemimpinan sebelumnya yang diemban oleh Prof Ir Armein Z.R. Langi, MSc PhD.“Tekad kami adalah untuk mewujudkan Universitas Kristen Maranatha yang locally relevant-nationally respected, yakni menyiapkan lulusan berkarakter unggul, profesional, siap bekerja, serta dapat menciptakan lapangan kerja baru di era disrupsi. Hal ini diwujudkan ke dalam program kerja yakni ‘Initiative, Collaboration, Excellence (ICE)’,” kata Profesor Sri Widiyantoro dalam keterangan resminya.Alumus S-3 dari Australian National University, Canberra (1994-1997) itu menjelaskan, bahwa Initiative, berfokus pada pengembangan SDM unggul, meningkatkan jumlah mahasiswa, mengembangkan kurikulum yang tepat, juga pengembangan kawasan kampus baru di Kota Baru Parahyangan.Sedangkan Collaboration, ditekankan pada kerja sama yang mutualistis dengan para stakeholder, termasuk para alumni. Kami ingin terus menjalin dan meningkatkan kerja sama dengan universitas nasional maupun internasional, lembaga pemerintah, serta lembaga swasta/industri.“Sementara Excellence ditekankan pada pengutamaan kualitas dalam setiap kegiatan untuk mencapai hasil yang terbaik. Mentalitas untuk selalu mengusahakan yang terbaik sangat perlu untuk ditumbuh-kembangkan pada setiap individu keluarga besar Maranatha,” ujar alumnus S-2 dari Geophysical Institute, Kyoto University, Jepang (1990-1992) itu.Sebagai pengurus yang baru, Prof Sri Widiyantoro telah mempersiapkan diri untuk menjalankan visi UK Maranatha. Persiapannya yakni dengan melakukan penyempurnaan pada Standar Perguruan Tinggi Universitas Kristen Maranatha 2.0.“Kami melakukan pengembangan pada Sistem Informasi Sumber Daya Terintegrasi (Sister), memperbarui Sistem Akademik Terpadu (SAT) untuk pelayanan akademik mahasiswa yang prima, mengembangkan pembelajaran digital dalam menghadapi era disrupsi,” kata lulusan S-1 Geofisika dan Meteorologi (1981-1986) Institut Teknologi Bandung (ITB) itu. Rencana berikutnya mendirikan Fakultas Pendidikan agar menghasilkan tenaga pendidik atau guru unggul sehingga dapat berkontribusi pada pendidikan SDM unggul di Indonesia, dan masih banyak lagi,” kata Profesor Sri Widiyantoro menambahkan.Universitas Kristen Maranatha hingga saat ini memiliki sekitar 8.000 mahasiswa aktif dan telah mencetak lulusan lebih dari 40.000 SDM unggul Indonesia.Dalam jangka pendek Universitas Kristen Maranatha juga telah menyiapkan beberapa program khusus untuk meningkatkan akses pendidikan tinggi bagi masyarakat luas di Indonesia.Beberapa diantaranya adalah berupa program beasiswa untuk bidang olahraga dan seni, beasiswa “Inspirasi bagi Negeri” untuk keluarga TNI/POLRI, hingga beasiswa “Maranatha Peduli” untuk mendukung siswa yang membutuhkan, dengan dukungan pembiayaan penuh sampai mahasiswa tersebut lulus. Shandi March | Jakarta
Inilah Cara Kampus Menekan Angka Pengangguran Bagi Fresh Graduate
Selasa, 3 Maret 2020 - 15:55 WIB
Baca Juga :