HUT Ke-17 Kota Banjar: Seni Ibing Ronggeng Amen Di Kampung Siluman

Seni Ibing Ronggeng Amen (Foto : )

Seni Ibing Ronggeng Amen, kini mulai digandrungi masyarakat. Tidak hanya orang dewasa, bahkan remaja dan anak-anak pun ikut menari dan hanyut dalam irama gending khas kesenian tersebut. Dalam rangka HUT ke 17 Kota Banjar, warga lingkung Siluman, Kelurahan Purwaharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat menggelar seni ibing Ronggeng Amen, Sabtu (29/2/2020) malam.Kegiatan seni budaya yang digelar di areal situs budaya Pulo Majeti ini, dihadiri para pejabat lingkup Kota Banjar dan aparat TNI/Polri serta masyarakat.Menurut Ade Kancil, salah satu seniman senior Kota Banjar, bahwa Seni Ibing Ronggeng Amen, kini mulai digandrungi masyarakat. Tidak hanya orang dewasa, bahkan remaja dan anak-anak pun ikut menari dan hanyut dalam irama gending khas kesenian tersebut. Dia mengatakan, meski bukan kesenian asli Kota Banjar, namun animo masyarakat terhadap kesenian ini ternyata cukup tinggi, bahkan bisa dikatakan sejajar dengan jenis kesenian modern seperti pongdut atau electone."Kesenian Ronggeng Amen merupakan kesenian khas Kabupaten Pangandaran (Ciamis Selatan). Meskipun bukan kesenian asli dari Kota Banjar, namun masyarakat sangat antusias terhadap kesenian ini," ujarnya.Ia menambahkan, dalam kesenian Ronggeng Amen ini alat musiknya bervariasi, yakni menggunakan gamelan kliningan dan lagu-lagu rancagan sehingga dalam pertunjukan menjadi meriah."Saat menari tidak sembarangan, disini. Ronggeng berperan sebagai titik sentral yang dikelilingi oleh penonton yang ikut menari dan membentuk lingkaran hingga melahirkan satu irama dalam setiap ketukan," imbuhnya.Para tamu undangan dalam kegiatan ini pun ikut menari dan berbaur dengan penari lainnya. Mereka asyik menari sambil mengelilingi empat ronggeng yang menjadi titik pusat dalam tarian tersebut.Camat Purwaharja, Drs Wawan Hernawan MSi mengatakan, bahwa dengan digelarnya Ronggeng Amen ini adalah untuk hiburan sekaligus untuk melestarikan kesenian seni Sunda."Ini suatu bentuk pelestarian seni budaya, alhamdulillah masyarakatnya antusias," ujar Wawan lulusan APDN Bandung tahun 1988 angkatan XX ini.Wawan menambahkan, acara seperti ini akan dijadikan agenda tahunan, karena menurutnya kesenian ini tidak saja digemari oleh orang dewasa, tetapi juga oleh kalangan remaja dan anak-anak."Pada saat menari tidak ada batasan, malah semakin banyak akan semakin ramai sehingga membentuk lingkaran berlapis-lapis," terang Wawan yang juga pimpinan Perguruan Pencak Silat Wangsit Buana ini.Wawan berharap agenda "ngamumule" seni budaya seperti ini bisa terus berlanjut. Menurutnya agar para generasi muda lebih mencintai seni budaya sendiri."Kegiatan seperti ini akan kami jadikan agenda tahunan," pungkasnya. Hermanto | Banjar, Jabar