Ditendang dari Arsenal Serge Gnabry bersinar di Bayern Munich dan ia dua kali menundukkan London di Liga Champions musim ini. antvklik.com Kisah pedih saat dibuang dari Arsenal beberapa tahun silam memupuk motivasi besar Serge Gnabry. Ia seperti dalam kisah agung berada dalam epik “Penaklukan London”.
Terbuang saat belia dan disia-siakan dalam balutan penuh talenta. Ia datang mengamuk di London membawa dua korban Tottenham Hotspur dan Chelsea. Serge Gnabry menaklukan London saat tandang ke markas Tottenham Hotspur dalam partai kedua penyisihan grup Liga Champions, Rabu dini hari, 2 Oktober 2019 lalu. Gnabry mencatat gol kelima dan keenam di London untuk Liga Champions musim ini setelah mencetak empat gol saat Bayern menghancurkan Tottenham Hotspur 7-2 pada babak penyisihan grup.
Ini seakan pembuktian bahwa ia berkaki emas. Tidak seperti yang disangka pelatih Arsenal, Arsene Wenger yang memimbingnya saat Gnabry berusia 18 tahun, kini ia 24 tahun. Berada di bawah bimbingan Manajer Arsene Wenger kala itu, Gnabry ditempa di tim junior hingga senior. Wenger meminjamkannya ke West Bromwich Albion selama musim 2015/2016. Sepulang dari West Bromwich Albion, Wenger belum meliriknya.
Gnabry memilih mudik ke Bundesliga. Dia main di Werder Bremen. Hanya perlu satu musim di sana, untuk mengubah jalan kariernya. Gnabry diajak bergabung ke Muenchen. Di Allianz Arena, pemain keturunan Pantai Gading itu mulai menemukan penampilan terbaiknya. Sejak musim lalu, Gnabry bermain rutin bersama Die Rotten.
Manajer Bayern, Niko Kovac, menganggap Gnabry pemain yang tepat menggantikan Arjen Robben di sayap kanan yang sudah menua. Roben pensiun musim lalu. Gnabry menawan, selama musim 2018/2019, mencatat 13 gol sembilan assist dalam 42 laga. Penampilan apik itu berlanjut di musim ini. Gnabry menyatakan London merupakan tempat istimewa bagi dirinya, setelah ia mengukir dua gol ke gawang Chelsea dalam kemenangan 3-0 yang diraih Bayern Munich atas tuan rumah Chelsea pada leg pertama 16 besar Liga Champions.
"Saya memiliki banyak teman di London, mereka datang ke stadion. Mereka memberikan kekuatan tambahan kepada saya dan Anda dapat melihat apa yang terjadi," kata Gnabry yang terpilih sebagai Pemain Terbaik pada laga Chelsea vs Bayern Munich.
Sementara itu rekan Gnabry, Thomas Mueller, sedikit berkelakar dengan mengatakan ia lega rekannya itu sekarang telah membela Bayern, dan bukan klub London. "Saya senang ia sekarang banyak mencetak gol di London dan bukan lima tahun lalu, karena jika itu yang terjadi ia mungkin sekarang tidak akan bersama kami," tutur Mueller. Selanjutnya Mueller menuturkan bahwa semua tim memerlukan sedikit keberuntungan untuk dapat melaju jauh di Liga Champions.