Kawasan lokalisasi Dolly di Surabaya, Jawa Timur kini telah berubah. Sebelumnya sebagai kawasan “Kandang Burung” atau lokalisasi, kini berubah menjadi Pasar Burung beneran. Pengubahan fungsi kawasan Dolly bukan urusan sepele. Banyak kepentingan yang saling bertumbukan. Pro dan Kontra tak dapat dielak. Perlawanan dari juragan-juragan rumah rebahan para penjaja selangkang tiada surut.[caption id="attachment_282457" align="alignnone" width="665"] Situasi jelang eksekusi lokalisasi Dolly dan penolakan warga. Foto: viva.co.id[/caption]Pamong kota maupun provinsi serta para ulama terus mendalil kemaslahatan ekonomi maupun sosial. Persoalan inti keberadaan Dolly adalah memang soal ekonomi. Dampaknya adalah masa depan bocah-bocah didikan sosial kawasan pelacuran terbesar seasia tenggara ini.[caption id="attachment_282458" align="alignnone" width="665"] Cak Nun menggelar pengajian di kawasan Dolly. Merajut kemaslahatan dan kesadaran spiritual. Foto: viva.co.id[/caption]Kesepakatan sosial terjadi. Jargon peningkatkan ekonomi dan mengubah pandangan negatif banyak orang tentang Dolly diterima bersama. Pasar “kandang burung” mampu digeliatkan kembali berubah menjadi pasar burung yang sebenar-benarnya. Dari burung muntah-muntah menjadi burung kicau dan burung warna-warni.Bahkan dengan budget APBD Surabaya sebesar Rp3,2 miliar dibangun tak hanya pasar burung namun juga pasar batu akik. Pembangunannya dimulai 2019 lalu dan memakan waktu hingga enam bulan.Pasar Burung dan Batu Akik eks pelacuran Dolly ini dibangun dua lantai. Satu lantai 26 stand dipakai untuk pedagang burung. Sedangkan lantai kedua 11 stand untuk pedagang batu akik.Nantinya juga akan dibuatkan jembatan penghubung ke gedung yang lain, yaitu eks Wisma Barbara yang kini digunakan Disperindag kota Surabaya untuk produksi sepatu. Wisma Barbara ini akan menjadi sentra kuliner.Lalu apa kabar bocah-bocah Dolly?Berdasar catatan Kecamatan Sawahan, sedikitnya ada 889 anak berusia di bawah 17 tahun yang tinggal di eks lokalisasi Dolly.Sejak alih fungsi eks lokalisasi Dolly, Pemerintah Kota Surabaya menyediakan bangunan khusus untuk Kelompok Belajar Nusantara Kita. Kelompok belajar gratis yang menjangkau 64 siswa, termasuk 33 anak berkebutuhan khusus berusia satu sampai 20 tahun. Selain itu ada Pendidikan Anak Usia Dini untuk anak usia satu sampai lima tahun.Pemkot Surabaya juga sudah menyiapkan berbagai beasiswa dan uang saku hingga lulus. Di antaranya beasiswa kuliah di Universitas Airlangga dan Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya. Begitulah kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini di depan eks Wisma Barbara, Dolly, Minggu (26/5/2019).Aamiin! (*)