Ilmuwan China sebut ada tiga obat manjur mengobati pasien virus corona. Ternyata, obat-obatan itu sudah tersedia di pasaran. Apa saja nama ketiga obat itu?
Direktur Badan Nasional Pembangunan Bioteknologi China Zhang Xinmin mengungkapkan, hasil uji klinis awal menunjukkan ada tiga obat yang terbukti manjur untuk mengobati pasien virus corona.
Menurutnya, ketiga obat-obatan itu sudah tersedia di pasaran dan digunakan oleh sejumlah pasien virus corona di berbagai tempat.
Nama obat yang pertama adalah chloroquine phosphate, yang biasa digunakan untuk mencegah dan mengobati penderita malaria.
Obat kedua bernama favipiravir, sebuah obat anti influenza. Dan obat yang terakhir bernama remdesivir, yang dikenal sebagai obat anti virus ebola.
"Chloroquine phospate adalah obat anti malaria yang sudah tersedia di pasaran sejak bertahun-tahun lalu. Eksperimen vitro menunjukkan obat itu memiliki efek menghambat virus corona yang baik," kata Xinmin.
[caption id="attachment_281036" align="alignnone" width="900"]
Lebih Manjur
Menurutnya, obat itu sedang diuji pada lebih dari 100 pasien virus corona yang tersebar di belasan rumah sakit di Beijing dan Guangdong. Dalam waktu dekat, obat tersebut juga akan diuji coba di Provinsi Hunan. "Favipiravir adalah obat untuk mengobati influenza yang ada di pasaran luar negeri. Saat ini, obat itu sedang diuji coba terhadap 70 pasien di Shenzhen ," ungkap Xinmin. Menurutnya, hasil awal menunjukkan obat itu lebih manjur dan memiliki efek samping lebih rendah. Dan setelah tiga atau empat hari perawatan, kelompok pasien yang menggunakan obat itu menunjukan tes nucleid acid yang negatif. "Remdesivir, yang biasa disebut media obat anti ebola, dikembangkan oleh perusahaan asing. Uji klinis belum sepenuhnya dilakukan di luar negeri. Namun eksperimen vitro oleh ilmuwan kami menunjukkan fungsi penghambat yang baik dan aman digunakan untuk melawan virus corona," kata Xinmin. Disebutkan, obat itu telah digunakan para dokter di Amerika Serikat untuk mengobati pasien virus corona di sana, setelah kondisi sang pasien memburuk. Ditambahkan, remdesivir juga diuji coba di beberapa rumah sakit di Wuhan, China, yang menjadi pusat penyebaran virus corona. Di sana, obat itu digunakan untuk mengobati 168 pasien kritis dan 17 pasien lainnya dengan gejala ringan. Reuters Baca Juga :- Ahli Reptil Australia Curhat Susahnya Tangkap Buaya Berkalung Ban
- Peneliti Surabaya Temukan Penangkal Virus Corona
- Awak Asal Indonesia Ungkap Suasana Karantina Dalam Kapal Pesiar
- Cerita Perempuan Indonesia yang Jadi Penghulu Australia