Indonesia kini sibuk mencari jejak Jin gara-gara virus corona. Namun Jin yang ini bukanlah makhluk halus, melainkan nama seorang warga China yang sudah positif virus corona. Disebutkan, Jin sempat berlibur sepekan di Bali. Adanya seorang warga China yang positif virus corona pertama kali diumumkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Huainan, China, baru-baru ini. CDC hanya menyebut orang itu dengan nama Jin, tanpa nama belakang dan identitas lain, seperti umur serta jenis kelaminnya.
Respon Lion Air dan Garuda
Dalam rilisnya yang diterima ANTVKlik, Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, penerbangan dari Wuhan ke Bail pada Rabu (22/1/2020) telah dioperasikan sesuai standar prosedur."Lion Air menerima keterangan setelah seluruh awak pesawat dan penumpang dilakukan pemeriksaan, pengecekan oleh tim medis Kantor Kesehatan Pelabuhan/ KKP Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai dinyatakan tidak terindikasi (tidak memiliki tanda-tanda) terkena virus dimaksud," kata Danang.
Ia menambahkan, petugas juga menyemprot cairan multiguna pembunuh kuman saat pesawat berada di apron bandara.
Penelusuran Jejak Jin
Sementara Kementerian Kesehatan RI juga sibuk menelusuri jejak Jin selama berlibur sepekan di Bali. Sekretaris Ditjen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Achmad Yurianto mengatakan, pihaknya juga akan menelusuri ke hotel-hotel yang kemungkinan dipakai Jin setelah mengetahui lengkap identitasnya. "Karena data yang masuk cuma menyebut Jin, saya sisir dari 12 Januari sampai 28 Januari," kata Yurianto seperti dilansir Antara. Kemenkes juga telah mengonfirmasi langsung ke pihak maskapai. Ternyata dari maskapai, ada penumpang atas nama Jin hanya ada dua orang, yaitu dewasa dan anak. "Lalu kita konfirmasi kembalinya dengan Garuda dari Bali-Shanghai pada 28 Januari, ada enam orang bernama Jin. Tapi mulai kita analisa pada dua orang tadi yang penerbangan awal," kata Yurianto. Menurutnya, penelusuran ini bukan hanya sekadar mencari tempat di mana Jin menginap, tapi juga transportasi yang digunakan dan kontak fisik dengan siapa saja selama berada di Bali. "Tetapi bagi kita sebenarnya bukan berbicara tentang Jin. Tetapi bagaimana kita melakukan proteksi yang kuat, deteksi yang cermat di Bali. Karena Jin kan sudah di China. Nanti yang di Bali harus kita pantau betul, jangan sampai menjadi episentrum baru yang membingungkan kita," kata Yurianto seperti dilansir Antara. Yurianto memperkirakan, warga China itu terinfeksi di China setelah berlibur di Bali. Ini berdasarkan perhitungan masa inkubasi virus dan analisa data 14 spesimen pasien dari Bali saat itu yang hasilnya negatif semua.Baca Juga :
- Peneliti Surabaya Temukan Penangkal Virus Corona
- Awak Asal Indonesia Ungkap Suasana Karantina Dalam Kapal Pesiar
- Cerita Perempuan Indonesia yang Jadi Penghulu Australia