Di antara orang-orang yang sukses di Indonesia, H. Achmad Bakrie terbilang jarang sekali muncul di media massa. "Malu, ndak enak," ucapnya suatu kali.
Dalam falsafah klasik jurnalistik, "nama membuat berita" (name makes news). Tentang apa saja yang menyangkut orang ternama, selalu menarik untuk diberitakan.
Barulang kali ia menolak dengan disertai alasan, namun wartawan tidak bosan memburunya. Kendati demikian, setiap kali ia berhasil diwawancarai, alasan serupa dilontarkannya lagi pada petikan perbincangannya itu.
"Sifat saya memang tidak ingin ditonjolkan. Rasanya tidak cukup alasan untuk itu. Tapi kali ini saya sedang terbuka," kata H. Achmad Bakrie di lain kesempatan kala itu.
Menyangkut orang terkenal di luar negeri, adalah Diane von Furstenberg - itu Princess of Fashion pilihan majalah Newsweek - pernah berkata bahwa, sukses bukanlah hal yang mesti diumbar pada orang lain.
[caption id="attachment_280090" align="aligncenter" width="900"] Pebisnis Sukses dan Banyak Memberikan Manfaat Kepada Orang Lain, Namun Rendah Hati dalam Publikasi[/caption]
Buah karya, katanya lagi, sudah cukup menghangatkan pribadi. Dan sukses itu ibarat kita mengerlingkan mata pada diri kita sendiri.
Lalu, sukses menurut H. Achmad Bakrie adalah relatif. Membandingkannya dengan General Motor, tentu saja belum bisa. Tetapi, membandingkannya dengan Warungan, tentu dapat dikatakan sukses. Ia lebih memilih ukuran sukses pada target pribadi.
[caption id="attachment_280092" align="aligncenter" width="900"] Tiga Generasi H. Oesman Batin Timbangan (ayah) memegang tongkat berkopiah. H. Achmad Bakrie nomor 3 dari kiri belakang. Aburizal Bakrie duduk di Pangkuan Ibundanya, Hj. Roosniah Bakrie (Foto Dokumen Keluarga)[/caption]
Angan-angannya dulu, ketika memulai usaha di Jakarta, adalah memiliki kantor sendiri, besar, di sana sini berdering suara telepon seperti dilihatnya pada film Amerika dan sukses yang utama sebagai ayah dari empat anak, ialah bahwa anak-anaknya berpendidikan tinggi dan taat beragama. Lantas dengan rumah besar, ia bisa berkumpul dengan anak-anaknya.
[caption id="attachment_280101" align="aligncenter" width="900"] H. Achmad Bakrie - Hj. Roosniah Bakrie Bersama Anak-Anaknya[/caption]
Itulah sebabnya, sekretaris pribadi, dan tak kurang isteri dan anak-anaknya, merasa "surprise" betul, tatkala wartawan dijanjikan untuk mewawancarainya.
"Kok Pak Achmad Bakrie mau?" kutip Mutiara menirukan nada heran sekretarisnya.
Pengalaman Kompas, lain lagi. Satu dari pewawancaranya, H. Azkarmin Zaini, yang dekat betul dengan keluarga H. Achmad Bakrie memerlukan waktu belasan tahun, baru berhasil "mendekati"nya.
Satu lagi tulisan eksklusif tentang H. Achmad Bakrie, pernah dimuat majalah Swasembada.
Kesan wartawannya, bahwa mengherankan dalam usia mendekati 70 tahun, H. Achmad Bakrie selalu runtut menjawab monolog pertanyaan yang panjang-panjang.
Berbeda dengan pengalaman dunia pers, para sahabat dan keluarganya menilai penampilan H. Achmad Bakrie adalah pribadi yang hangat dan mudah ditemui agaknya.
[caption id="attachment_280104" align="aligncenter" width="900"] Selalu Hangat dengan Sang Istri[/caption]
[caption id="attachment_280105" align="aligncenter" width="900"] Selalu Ada Waktu untuk Keluarga[/caption]
"Tidak mengecilkan arti pers, tetapi setahu saya, Pak Achmad Bakrie itu terkenal luas pergaulannya" ujar Omar Abdalla.
Tetapi, lanjutnya lagi, barang kali masyarakat luas belum banyak yang mengenal H. Achmad Bakrie, terutama generasi muda.
"Kalau ada keluarga yang sakit, beliau menyempatkan diri untuk datang. Beliau sibuk mencari ini dan itu, dan memperhatikan yang sekecil apapun," tutur Annie Burhanuddin, isteri sepupu Achmad Bakrie.
Di Lampung tempat H. Achmad Bakrie dilahirkan dan merintis usahanya, banyak warga masyarakat terkecoh, menduga H. Achmad Bakrie adalah keturunan Cina.
[caption id="attachment_280106" align="aligncenter" width="663"] Memilki Banyak Kolega dan bentuk fisiknya yang putih bersih sehingga banyak yang mengira keturunan China[/caption]
Bahkan sebuah media terbitan di Singapura dan di Jakarta pernah menulis, bahwa H. Achmad Bakrie adalah keturunan Arab.
"Nggak tahu ya, yang pasti empat generasi di atas saya adalah pribumi asli," ungkap Aburizal Bakrie enteng, dalam perbincangannya dengan seorang penulis buku.
Pernah muncul gagasan dari H. Achmad Bakrie untuk menerbitkan buku, kalau tidak otobiografi atau biografi dan rencananya buku itu akan digarap H. Azkarmin Zaini (kini Direktur News & Sports Centre PT. Cakrawala Andalas Televisi - ANTV), tetapi, mendadak kesehatan H. Achmad Bakrie, yang akan menjadi peran utama dalam otobiografi, mulai memburuk.
Maka, beralih pilihan untuk membuat biografi dengan prioritas utama sumbernya berasal dari isteri dan keempat anaknya.
Rencana ini kembali terkendala, selain kesehatan H. Achmad Bakrie kian memburuk saja, juga faktor kesibukan penulis dan sumber informasi dari kalangan keluarga.
Namun begitu, ketiga puteranya masing-masing dua kali telah diwawancarai dalam kurun waktu dua tahun.
Sedangkan sang isteri dan puterinya seorang, dalam masa itu belum sempat dihubungi untuk keperluan bahan tulisan biografi tersebut.
"Sifat saya memang tidak ingin ditonjolkan. Rasanya tidak cukup alasan untuk itu. Tapi kali ini saya sedang terbuka"
Sumber: Buku "Achmad Bakrie - Sebuah Potret Kerja Keras, Kejujuran, dan Keberhasilan" Syafruddin Pohan, dkk. Cetakan Pertama, 1992, Penerbit Kelompok Usaha Bakrie, Jakarta.