Setahun setelah Achmad Bakrie menyelesaikan sekolah dasar dagang Hendlesinstituut Schoevers, tahun 1940, Achmad Bakrie membuka CV Bakrie Brothers di Telukbetung.
CV Bakrie Brothers di Telukbetung adalah perusahaan yang berdagang di bidang komoditi karet, lada dan kopi dan saat zaman pendudukan Jepang, perusahaannya sempat berganti nama menjadi Jasumi Shokai.
[caption id="attachment_278782" align="aligncenter" width="1080"] Foto Tangkap Layar Facebook @Aburizal Bakrie[/caption]
Dalam perkembangannya, Bakrie Brothers juga menambah industri pabrik pipa baja dan pabrik kawat dan di paruh akhir dasawarsa 1950-an, Achmad Bakrie mendirikan pabrik pengolahan karet mentah.
[caption id="attachment_278783" align="aligncenter" width="1080"] Foto Tangkap Layar Facebook @Aburizal Bakrie[/caption]
Pengusaha yang menanam filosofi usahanya dengan KEINDONESIAAN, KEMANFAATAN, KEBERSAMAAN itu, meninggal di Tokyo, 15 Februari 1988.
[caption id="attachment_278784" align="aligncenter" width="1080"] Foto Tangkap Layar Facebook @Aburizal Bakrie[/caption]
Aburizal Bakrie adalah anak sulung Achmad Bakrie yang kemudian meneruskan bisnis Group Bakrie. Ada satu kenangan manis yang dialami Aburizal Bakrie saat ayahnya masih hidup.
[caption id="attachment_278785" align="aligncenter" width="1080"] Foto Tangkap Layar Facebook @Aburizal Bakrie[/caption]
Ketika tahu Aburizal Bakrie mengalami kerugian dalam usahanya, sang ayah malah berkata "saya senang kamu gagal. Kau harus tahu arti kegagalan, agar nanti berhasil".
Di bawah kepemimpinan Aburizal Bakrie, Bakrie & Brothers kini menjadi perusahaan konglomerasi yang bidang usahanya merambah ke berbagai bidang, mulai perkebunan sampai telekomunikasi.
[caption id="attachment_278786" align="aligncenter" width="1080"] Foto Tangkap Layar Facebook @Aburizal Bakrie[/caption]
"Kami berbicara soal bisnis sepanjang waktu bersama keluarga"
Achmad Bakrie adalah sosok pengusaha pribumi yang bisnisnya tak lekang dimakan zaman.
Kesuksesan Grup Bakrie Brothers menepis mitos mandulnya pengusaha pribumi yang jarang berhasil karena jerih payahnya sendiri.
[caption id="attachment_278787" align="aligncenter" width="1080"] Foto Tangkap Layar Facebook @Aburizal Bakrie[/caption]
Tokoh di balik perusahaan papan atas ini adalah Achmad Bakrie. Kerja keras menjadi nama tengahnya.
Atuk - panggilan akrab Achmad Bakrie - lahir di kalianda, Lampung, pada 11 Juni 1916.
Bakat entrepreneur-nya sudah terlihat sejak masih kanak-kanak. Saat umurnya masih 10 tahun, ia berjualan roti untuk mengisi waktu libur.
Agaknya kondisi ini juga ia terapkan pada sang anak, Aburizal Bakrie, yang harus berdagang tas karena uang saku yang diberikan Achmad Bakrie begitu sedikit.
Selamat dari HIS (setingkat sekolah dasar di zaman Belanda), Achmad Bakrie bekerja keliling pada NV Van Gorkom, sebuah perusahaan dagang Belanda (1938).
Meski hanya selama dua tahun di perusahaan ini, ia banyak mendapat pengalaman tentang organisasi modern.
[caption id="attachment_278788" align="aligncenter" width="1080"] Foto Tangkap Layar Facebook @Aburizal Bakrie[/caption]
Achmad Bakrie memang hanya lulusan sekolah dasar, tapi itu sekolah dasar elit bagi kaum bumiputera
https://www.facebook.com/265097779331/posts/10157335051144332/