Momen Jokowi Belajar Membangun Ibu Kota Baru dari Australia

jokowi berada di Australia (Foto : )

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memiliki sederet agenda selama berada di Australia. Salah satunya belajar membangun ibu kota baru.
Presiden Jokowi masih berada di Australia untuk melakukan beragam agenda kenegaraan, Senin (10/2/2020).
Ternyata, dari sederet agenda yang dilakukan Jokowi selama berada di negeri kanguru itu salah satunya adalah belajar membangun ibu kota negara baru.
Saat berkunjung ke Mount Ainslie di ketinggian 843 meter, mantan Wali Kota Solo itu banyak bertanya kepada CEO National Capital Authority Sally Barnes, tentang awal mula dan bagaimana Canberra dikelola.
Canberra yang awalnya adalah desa di New South Wales, mulai dibangun sejak 1913. Kota ini dipilih untuk menengahi rivalitas antara Sydney dan Melbourne untuk menjadi ibu kota negara.
  [caption id="attachment_278692" align="alignnone" width="600"] Jokowi berbincang dengan CEO National Capital Authority Sally Barnes (Foto: Twitter@Jokowi)[/caption]

Agenda Padat Jokowi

Serangkaian agenda telah menanti Presiden Joko Widodo di hari ketiga kunjungan kenegaraan di Australia.
Selain bertemu dengan Perdana Menteri Scott Morrison, Jokowi juga akan menghadiri pertemuan bilateral Republik Indonesia dengan Australia dalam Annual Leader's Meeting (ALM).
Jokowi juga akan menyaksikan penandatanganan sejumlah nota kesepahaman. Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, ada dua nota kesepahaman yang akan ditandatangani.
"Pertama adalah Plan of Action Comprehensive Strategic Partnership tahun 2020-2024 dan kedua, kerja sama di bidang perhubungan yang akan dilakukan Pak Menhub," kata Retno.
Nota kesepahaman yang akan ditandatangani oleh Menteri Perhubungan kedua negara adalah MoU Concerning Transportation Security Cooperation.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, ada dua hal pokok yang akan dibahas dalam nota kesepahaman tersebut. Ini terkait dengan kemudahan menggunakan konektivitas udara serta vokasi dan keselamatan.
"Australia banyak support safety di Indonesia, memberikan tenaga-tenaga pelatihan dan karena itu kita minta ditingkatkan untuk memberikan dukungan kepada vokasi di Indonesia," kata Budi Karya.
Presiden Jokowi dan PM Morrison kemudian akan menggelar pernyataan pers bersama. Dalam kesempatan tersebut, kedua pemimpin akan mengumumkan ratifikasi Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreeement (IA-CEPA).
Presiden juga akan menerima beberapa kunjungan kehormatan.  Antara lain dari Ketua Oposisi Australia dan dari Ketua House of Representatives Australia serta Ketua Senat Australia. Selanjutnya, Kepala Negara akan menyampaikan pidato di hadapan anggota Parlemen Australia.
Selepas jamuan santap siang oleh PM Australia, Presiden akan kembali ke Hotel Hyatt untuk menghadiri pertemuan Indonesia-Australia Business Roundtable.
Terkait forum tersebut, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut ada sekira 20 pengusaha pertambangan, jasa, sektor kesehatan, hingga perguruan tinggi yang akan hadir.
"Memang ada perguruan tinggi yang ingin beroperasi di Indonesia dan pemerintah mau lihat deregulasinya di situ, terutama beroperasi di daerah ekonomi khusus," ujar Airlangga.
Pada sore harinya, Presiden dan rombongan akan menuju Bandara Militer Defence Establishment Fairbairn, Canberra, untuk kemudian lepas landas kembali ke Jakarta.
Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden