Kepala Pelatih Ganda Putri PP PBSI Eng Hian memberikan komentar seputar hasil yang diraih ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu di ajang Indonesia Masters 2020 di Jakarta Rabu, 22 Januari 2020. Pasangan rangking delapan dunia tersebut akhirnya menuntaskan dahaga gelar ganda putri di kandang sendiri usai mengalahkan Sara Thygesen/Maiken Fruergaard (Denmark) dengan skor 18-21, 21-11, 23-21.Greysia/Apriyani juga dinilainya berhasil mengatasi berbagai kendala yang mereka hadapi. Namun Eng tak ingin Greysia/Apriyani larut dalam euforia kemenangan, karena masih ada tugas utama yang menanti, yaitu Olimpiade Tokyo 2020.Apakah coach Eng Hian sudah memprediksi bahwa Greysia/Apriyani akan merebut gelar juara?Kalau prediksi juara sih tidak, yang saya harapkan itu Greysia/Apriyani bisa memperbaiki performa mereka. Dari sekian pasangan yang ada di Top 10 dunia, kemampuannya merata, siapa yang lebih siap, yang bisa pelajari permainan, dia yang akan berhasil.Dari beberapa turnamen kemarin, Greysia/Apriyani ini masih belum bisa menerapkan pola main yang seperti saya instruksikan. Masih ada keraguan, saya kuat nggak main begitu? Saya bilang kalian harusnya bisa menyelesaikan secepat mungkin, kalau bisa lima sampai sepuluh pukulan, jangan jadi 10 pukulan. Tapi pola main begini memang butuh akurasi, speed dan power, mereka sudah mau mencoba di Guangzhou (World Tour Finals 2019), tapi karena belum biasa, jadi kedodoran, bukan fisiknya yang kedodoran, tapi fokusnya. Di Malaysia (Masters 2020), sudah bisa, tapi di akhir masih belum konsisten.Kemarin di Indonesia Masters 2020, bukannya karena juara lalu saya bilang jadi bagus, enggak begitu. Tapi memang mereka lebih mau maksa, jadi tuan rumah, nggak ada capeknya, mungkin ini membantu, jadi mainnya yang bisa main lima pukulan, ya dimatikan lima pukulan, nggak ada durasi lagi, tapi itu kan efektif.Jadi memang ada perubahan pola permainan dari Greysia/Apriyani?Polanya memang dievaluasi, harus ada perubahan. Sebetulnya di ganda putri itu nggak ada yang mau main durasi, pemainnya juga sebenarnya nggak mau, tapi kan power dan speed-nya beda dengan laki-laki. Bagaimana bisa menyamakan dengan pola laki-laki, tapi kan keterbatasan fisik, memang kami harapkan lima pukulan selesai, 20 menit selesai, ternyata jadi 20 menit dikali empat.Tanding di kandang sendiri sempat jadi hambatan bagi Greysia/Apriyani, bagaimana kali ini menurut Coach?Kalau saya lihat sudah tidak lagi, dari penampilan mereka, mau selesaikan secepat mungkin, membawa mereka jadi menghilangkan karakter main di tuan rumah untuk penonton, mau terlihat indah mainnya, kesan itu tidak ada lagi. Tapi jujur untuk pressure dan nervous itu masih ada, itu pun karena mereka mau memberikan yang terbaik. Biasanya mau masuk lapangan itu rileks, waktu di lapangan justru tegang. Sekarang pas mau main kelihatan tegang, di lapangan tegang juga, tapi masih bisa mengendalikan.Apa pendapat Coach soal pertandingan final, apakah sudah diprediksi akan seketat itu?Jujur memang saya merasa surprise pasangan Denmark ini mengalahkan dua ganda putri Jepang. Dilihat dari penampilan di final, pola mereka memang ada kemajuan, itu yang ke depannya jadi salah satu yang harus diwaspadai. Ini pengalaman bagus buat Greysia/Apriyani, bagaimana menghadapi mereka di turnamen selanjutnya.Kemenangan ini tampaknya sangat berarti bagi mereka, di podium sepertinya haru sekali?Karena tahun lalu memang berat buat mereka, ada kendala dari mulai Greysia cedera, sampai kendala non-teknis yang sifatnya internal sampai pada suatu saat saya bilang sama mereka: take it or leave it. Kalau mau lanjut, take it, berubah. Kalau tidak, lupakan saja olimpiade.Ternyata mereka mau berubah, sejak SEA Games Filipina 2019 saya lihat pertama kalinya mereka mencoba untuk berubah. Di Guangzhou sudah mulai kelihatan, mereka mencoba, komunikasi mereka bagus banget, terbawa sampai pulang, latihan, persiapan ke Malaysia Masters, kebawa terus sampai sekarang.Apa yang disampaikan coach setelah pertandingan?Saya hanya kasih selamat. Yang saya banyak bicara itu justru sebelum pertandingan. Saya ingatkan lagi kalau head to head itu kan 5-0, ini partai final, main di rumah sendiri, Greysia sudah lama mau juara di rumah sendiri. Nggak boleh meremehkan, tapi juga nggak boleh terbebani. Tapi ternyata tidak kejadian, di lapangan itu mereka tegang sekali, lawan mereka lagi di peak performance. Di final, strategi tidak berjalan karena mereka tegang sekali, semua pola main nggak keluar sama sekali, makanya bisa kena serang terus sama lawan. Kalau bisa menerapkan pola, mainnya nggak akan begitu, seperti di lima pertemuan sebelumnya saja.Tapi ini salah satu momen yang bagus, dalam keadaan tertekan, mereka bisa melewati itu, nggak gampang, ini yang bikin saya bangga, yang paling penting adalah, dalam kondisi non-teknis begitu, mereka bisa mengatasi.Apri sampai menangis kan, dia sangat merasakan pressure sekali, nggak bisa lepas sampai game terakhir. Sampai ada di poin berapa itu yang pukulan dia keluar jauh sekali, itu saking tegangnya. Tapi itu tadi, saya harap ini sudah bagus, jangan sampai turun lagi.Apri cukup cemerlang di Indonesia Masters 2020, satu gelar di ganda putri, debut yang tidak jelek di ganda campuran. Bagaimana komentar coach?Saya pribadi sangat mendukung kalau pemain ganda putri main rangkap di ganda campuran. Saya melatih ganda putri Indonesia dari 2014, pemain putri kita ini kemampuannya rata-rata standard dari segi power, fisik, cara main. Ada yang istimewa, tapi kan nggak banyak, dalam berapa pulu tahun, paling berapa yang spesial? Main rangkap ini adalah salah satu solusinya. Saat tim ganda campuran mau ngajakin Apri main rangkap, saya senang sekali, kalau bisa semua pemain saya main rangkap. Nanti di level tertentu, baru lihat condongnya ke mana, kalau memang lebih ke ganda campuran ya silahkan saja, semua kan untuk Indonesia.Jika Greysia nanti memutuskan gantung raket, apakah coach sudah punya calon pengganti pasangan Apri?Saya belum bisa melihat siapa yang cocok dipasangkan dengan Apri. Kalau secara teknik, yang mendekati Apri sih ada, tapi secara mental dan kemauan, belum ada. Cuma Apri yang datang ke saya waktu masuk pelatnas, dia datang dengan cuma punya raket dan uang Rp. 200 ribu di tangan. Dia bilang dia mau jadi juara, terserah koh Didi mau kasih program apa, saya siap. Itu dibuktikan sama dia, saat masih punya duit sampai sekarang sih tidak ada yang berubah, dari segi latihan dan kemauan masih sama.Kenapa Apri pada saat dipasangkan dengan Greysia langsung cocok? Karena kemauannya kuat. Secara teknik saat itu dia masih jauh ketinggalan dari Greysia, tapi dia bisa mengimbangi, karena kemauannya mau belajar, mau menangnya kuat.Kira-kira butuh waktu berapa lama lagi untuk mencetak ganda putri andalan setelah Greysia/Apriyani?Paling cepat tahun 2022 baru akan kelihatan, itu pun kalau diberikan program dan programnya bisa berjalan tanpa kendala berarti.Apa harapan Coach untuk Greysia/Apri untuk ke depannya?Harapan saya, mereka tidak puas begitu saja, perjuangan belum selesai. Setelah tanding, saya nggak sampaikan apa-apa karena memang setelah juara ya mulai dari nol lagi. Target utama mereka kan lebih dari ini. Dalam hati tentu saya bangga sama mereka, luar biasa. Tapi saya nggak mau mereka puas di sini, jadi biasa saja. Habis juara, bagus, tapi itu di depan masih ada olimpiade, target yang lebih besar lagi.
Apriyani Masuk Pelatnas, Cuma Punya Raket Dan Uang Rp. 200 Ribu
Rabu, 22 Januari 2020 - 17:06 WIB
Baca Juga :