Konsep penerbangan komersial tanpa pilot mungkin akan segera terwujud. Pabrik pesawat Airbus telah sukses uji coba pesawat penumpang terbang tanpa bantuan pilot atau otonom.
Pabrik pesawat Airbus mengonfirmasi sukses menerbangkan pesawat komersial tanpa bantuan pilot. Ini membuktikan teknologi terbang otonom dapat digunakan untuk penerbangan komersial.
Dalam uji coba yang digelar akhir tahun lalu, Airbus menggunakan pesawat A350-1000, jenis pesawat yang biasa digunakan maskapai penerbangan dunia untuk rute penerbangan jarak jauh.
Menurut pihak Airbus, pesawat A350-1000 mereka sukses delapan kali lepas landas secara otonom dari Bandara Tolouse Blagnag, Perancis selama 4,5 jam.
Selama uji coba, dua pilot tetap duduk di kokpit sambil memantau beragam instrumen dan kendali pesawat.
"Sambil menyelaraskan arah landasan pacu serta menunggu ijin dari petugas ATC, kita mengaktifkan autopilot," kata Pilot Tes Airbus Kapten Yann Beaufils.
"Kemudian kita gerakkan tuas throttle ke setting lepas landas dan kemudian kita memantaunya. Pesawat itu kemudian bergerak dan menambah kecepatan secara otomatis dengan posisi di garis tengah landasan pacu," katanya lagi.
Setelah mencapai kecepatan untuk lepas landas, hidung pesawat otomatis terangkat dan akhirnya mengudara.
[embed]https://twitter.com/Airbus/status/1217821008369004544?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1217821008369004544&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.cnn.com%2Ftravel%2Farticle%2Fairbus-pilotless-commercial-jets%2Findex.html[/embed]
Selama uji coba, pilot tidak memegang stik kemudi pesawat sama sekali dan membiarkan sistem komputer mengambil alih penerbangan.
Dapat Tekan Biaya
Lepas landas secara otonom adalah hal baru bagi pesawat komersial meski saat ini sejumlah pesawat sudah dilengkapi dengan teknologi bantuan pendaratan. Jadi sang pilot hanya perlu mengambil alih kendali pesawat beberapa menit jelang pendaratan untuk penyesuaian arah saja.
Jika teknologi lepas landas dari Airbus ini benar-benar diterapkan, maka akan dapat jadi salah solusi mengatasi kekurangan pilot dan juga untuk menekan biaya penerbangan.
Meski demikian, banyak pula yang khawatir dengan penerapan teknologi otonom pada pesawat komersial. Apalagi setelah jatuhnya dua pesawat Boeing 737 Max karena masalah piranti lunak.
"Ini bukan tentang teknologi semata. Ini tentang interaksi dengan regulator dan persepsi masyarakat," kata Christian Scherer, Chief Commercial Airbus kepada Associated Press pada Juni lalu.
Menurutnya, bencana pada Boeing telah menunjukkan, aspek keselamatan dalam industri penerbangan adalah hal yang absolut. Ini tidak bisa dikompromikan, baik oleh Airbus, Boeing atau industri penerbangan dunia lain.
Setelah sukses menerbangkan pesawat tanpa bantuan pilot, Airbus tetap menganggap pilot adalah jantung dalam operasi penerbangan.
"Teknologi otonom yang terpenting adalah membantu pilot, memungkinkan mereka tidak terlalu fokus pada operasi penerbangan, tapi lebih fokus saat mengambil keputusan strategis dan manajemen misi," tulis pernyataan Airbus.
CNN