Sebuah desa di Gorontalo diklaim menjadi desa digital pertama di Indonesia. Di desa itu telah dipasang tiang dan lampu cerdas, lengkap dengan command center alias ruang pusat komando.
Desa Lamahu di Kecamatan Bulango Selatan, Kabupaten Bone Bolango Gorontalo bukanlah desa biasa. Dengan populasi 1.373 jiwa, desa ini dibangun menjadi desa pintar berbasis Android pertama di Indonesia.
Padahal awalnya, warga desa yang sebagian besar berprofesi sebagai petani, kesulitan mengakses internet. Angka kriminalitas seperti pencurian di desa ini juga tinggi.
Kepala Desa Lamahu Hasan Hasiru bersama jajarannya kemudian menggagas pelayanan pemerintah desa terpadu berbasis digital pertama di Indonesia.
[caption id="attachment_269740" align="alignnone" width="900"] Lampu pintar yang dibekali sensor gerak dan cahaya (ANTV/Kadek S)[/caption]
Konsep desa digital sudah dirintis sejak 2017 dengan memasang 32 smart pole atau tiang pintar yang dilengkapi kamera pemantau atau CCTV. Lampu jalan yang dipasang juga bukan lampu biasa, melainkan lampu pintar yang dibekali sensor cahaya dan gerak.
Seluruh tiang pintar ini dipasang berbagai tempat, mulai dari pinggiran jalan, permukiman warga hingga ke areal pertanian.
[caption id="attachment_269738" align="alignnone" width="900"] Puluhan tiang pintar terpasang di berbagai lokasi desa (ANTV/Kadek S)[/caption]
Sementara CCTV yang terpasang di berbagai tempat, dapat dipantau dari pusat komando desa atau disebut Lamahu Command Center.
Lamahu Command Center juga memiliki aplikasi berbasis Android dengan berbagai macam fitur layanan warga, seperti bantuan kesehatan, keamanan dan surat-surat kependudukan.
[caption id="attachment_269736" align="alignnone" width="900"] Kepala Desa Lamahu Hasan Hasiru di ruang Lamahu Command Center (ANTV/Kadek S)[/caption]
Tombol Darurat
Bahkan dalam kondisi genting, warga dapat menekan tombol darurat yang ada dalam aplikasi atau tiang pintar. Saat tombol darurat ditekan, seketika alarm di Lamahu Command Center akan berbunyi.
Alarm ini terintegrasi dengan ponsel milik aparat desa, petugas puskesmas hingga aparat keamanan. Pemancar WiFi juga terdapat di tiang-tiang pintar. Koneksi internet dapat diakses gratis warga desa dengan cara registrasi menggunakan nomor induk kependudukan masing-masing.
[caption id="attachment_269739" align="alignnone" width="900"]
Warga desa gunakan internet gratis (ANTV/Kadek S)[/caption]
Menurut Hasan Hasiru, biaya pembangunan desa digital bersumber dari Dana Desa yang menjadi program pemerintah pusat.
"Sejak adanya fasilitas CCTV dan kamera, gangguan kamtibmas telah berkurang. Bahkan dalam setahun kemarin kurang lebih ada 1-2 gangguan yang ada dan sudah ditangani dengan baik," kata Hasan.
Sementara warga setempat merasakan manfaat besar dengan perubahan di desa mereka.
"Dengan adanya desa digital Lamahu, semua akses digital seperti penjualan wifi dan akses wifi untuk anak-anak sangat terbantukan. Terutama untuk pembuatan laporan dan tugas-tugas dari sekolah atau kampus mereka," kata seorang warga bernama Musra Hasan.
[caption id="attachment_269741" align="alignnone" width="900"]
Aplikasi Lamahu Command Center yang diakses warga desa untuk berbagai layanan (ANTV/Kadek S)[/caption]
Saat ini sistem desa digital di Lamahu terus dikembangkan. Selain menyediakan internet gratis, jaringan lokal desa juga dimanfaatkan untuk menyalurkan puluhan siaran tv digital.
Bagi warga desa yang ingin menyaksikan siaran tv digital dapat membeli perangkat penerima siaran di Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) setempat.
Kadek Sugiarta I Gorontalo