Tradisi Hindu memiliki pendangan spiritual tersendiri terhadap ular. Secara umum ular adalah perlambang proses penciptaan, kehidupan, dan kematian. Ular bagi sebagian besar orang seringkali dianggap sebagai hewan yang ditakuti dan harus dihindari. Tapi tahukah anda bahwa agama dan tradisi tertentu punya pandangan tersendiri tentang binatang yang satu ini. Banyak peradaban yang memandang ular sebagai hewan dengan mitologi tertua, sehingga lambangnya paling sering dipakai di dunia. Tafsiran-tafsiran tentang ular pun beragam. Ada yang menganggapnya sebagai perlambang kedigdayaan yang dapat membinasakan, dan ada juga yang mempercayainya sebagai perlambang penciptaan. Salah satu tradisi yang memberikan pemaknaan khusus terhadap ular adalah tradisi Hindu. Bagi umat Hindu India khususnya, ular memiliki makna simbolis tertentu yang lebih kompleks. Ular dianggap melambangkan tiga siklus penciptaan, yaitu proses penciptaan, kehidupan dan kematian. Berikut makna simbolik ular yang paling umum dalam tradisi Hindu: Waktu (Kala) dan Kematian Umat Hindu percaya akan adanya Kala (Bhuta Kala) atau juga dikenal dengan waktu, dan ular dianggap sebagai perlambangnya. Ular juga dianggap mewakili kematian, baik kematian yang tidak terduga ataupun kematian yang timbul karena kemalangan. Salah satu dewa yang sangat dipuja dalam dalam tradisi Hindu adalah Dewa Siwa yang dikenal sebagai dewa pelebur. Dewa Siwa sendiri digambarkan sebagai dewa berkalungkan ular kobra. Umat Hindu memuji Siwa sebagai penyembuh dan pelindung manusia dari kematian dan kehancuran. Prana (Energi Kehidupan) Ular dalam bentuk naga sering digunakan dalam teks-teks Hindu, dan mengacu pada nafas keluar (apana) atau yang dikeluarkan mulut dan lubang tubuh lainnya. Sama seperti ular yangkeluar d ari bagian bawah tanah, nafas juga keluar dari lubang tubuh tertentu. Sebagai pemimpin dari indera, prana mendistribusikan makanan untuk semua organ tubuh. Oleh karena itu, ular dianggap sebagai simbol prana yang kekal dan tidak bisa dihancurkan Benang Suci dan Ornamen Keilahian Dalam gambar dewa-dewi Hindu kita seringkali melihat ular digambarkan sebagai benang suci yang dikenakan di tubuh. Salah satunya, seperti yang terlihat pada Dewa Ganesha. Benang dalam bentuk ular mewakili kemurnian dari tubuh dan pengetahuan kitab suci, kesempurnaan dalam perkataan dan pengendalian diri. Kekekalan (Ananta) Dalam salah satu kitab suci agama Hindu Bhagavadgita, disebutkan bahwa Krishna mengatakan “Di antara ular saya adalah Ananta”. Ananta atau Adisesha adalah ular ilahi yang tak terbatas dengan lilitan tak berujung di lautan penciptaan, dimana Brahman duduk di atasnya. Ananta mewakili energi dasar atau materialitas abadi yang tak terbatas. Nafsu Keinginan (Kama) Dalam arti rohani, ular adalah perlambang keinginan. Sama seperti orang yang dililit ular rentan terhadap kematian, mereka yang dipengaruhi oleh keinginan akan mengalami siklus kelahiran dan kematian. Penderitaan yang diakibatkan karena memenuhi keinginan-keinginan diibaratkan sama seperti racun ular. Anda akan aman selama anda menahan racun di tenggorokan seperti yang dilakuakn Dewa Siwa, dan tidak membiarkannya mempengaruhi tubuh dan pikiran. Lilitan ular melambangkan keinginan yang berubah-ubah dan membuat orang terikat karma mereka. Perkataan yang Menyakitkan Seperti layaknya ular, perkataan dapat menyebabkan rasa sakit, penderitaan, dan kematian bahkan sumpah kutukan. Ular yang menghiasi leher Dewa Siwa merupakan simbol kekuatan perkataan yang berbisa, dan sumber perkataan adalah tenggorokan. Dewa Siwa mengendalikan racun (perkataan beracun) dan mencegah itu keluar karena dapat menyakiti orang lain. Kecendrungan Destruktif (Tamas) Ada tiga jenis energi dalam agama Hindu, yakni energi penciptaan (rajas), energi pemeliharaan (sattva) dan energi destruktif (tamas). Tiga energi ini dikenal sebagai kekuatan yang penyeimbang alam semesta, karena semua gerak dan aktivitas alam semesta muncul dari ketiga energi tersebut. Dewa Siwa sebagai dewa pelebur alam semesta, secara simbolik dianggap mewakili sifat tamas.
Benarkah Ular Kobra Dalam Tradisi Hindu Adalah Pertanda Bencana?
Selasa, 14 Januari 2020 - 15:34 WIB