Dibawah rintik hujan, dan derasnya air, Arini Shindu terus menerjang kuatnya arus air sejauh satu kilo meter sambil menggendong bayinya yang baru enam bulan. Sedangkan Dewa, memanggul kedua anaknya melawan arus air ke tempat aman.
“Need help, Taman Sari Ciledug banjir sedada orang dewasa” demikian status whatshapp (WA) Arini Shindu salah satu produser pesbukers, sahabat saya di kantor, yang akrab disapa Ai, pada 1 Januari kemarin. Kontan dada saya sesak dan tiba-tiba merasakan tubuh yang lemas. Saya teringat, ucok, putra ketiganya yang masih berusia 6 bulan, dan dua anak lainnya yang masih kecil.
Hari itu, kami terus berbalas chat. Jika balasan chat WA lama tak terjawab, saya begitu khawatir. “Apakah Ai baik – baik saja? Bagaimana nasib mereka ya Allah, berikan perlindungan bagi Ai ku,” terus batinku berdoa. Alhamdulillah, akhirnya saya mendapat kabar baik, Ai dan keluarganya berhasil mengungsi.
Ai harus menerjang deras air sejauh satu kilo meter menuju posko pengungsian, sambil mengendong bayinya yang sudah mulai kedinginan. Sementara dua anaknya Chino dan Elora sudah lebih dahulu dibawa sang ayah ke tempat pengungsian.
Tapi Ai bukan satu-satunya korban musibah banjir, rekan kami lainnya, Januar dan Echa juga mengalami hal sama. Rumah Januar yang terletak di Perumahan Wisma Tajur- Ciledug, Tangerang hancur berantakan karena rendaman air seleher orang dewasa.
[caption id="attachment_265523" align="alignnone" width="900"] Januar tak sempat menyelamatkan harta bendanya. (Foto:ANTV/Krisminarti)[/caption]
“Air begitu cepat masuk, sampai kami tak sempat lagi menyelamatkan barang-barang,” kata Januar kepada Antvklik.com. “Saya panik apalagi istri saya sedang hamil 5 bulan,” ceritanya sedih.
Sementara itu tempat tinggalnya Tesa Stephani atau biasa disapa Echa, kawan kami yang biasa mengurusi dengan kuis ANTV, di jl. Tulip, Ciledug Indah 2 Tangerang masih sempat menyelamatkan sebagian barang – barangnya ke lantai atas.
[caption id="attachment_265524" align="alignnone" width="524"] Echa ikhlas dan tawakal menghadapi banjir tahun ini. (Foto:ANTV/Herqu)[/caption]
“Biasanya banjir tapi tidak separah tahun ini. Begitu saya lihat ke halaman rumah, air sudah setinggi atap rumah. Alhamdulillahnya, kami masih sempat menaikan sebagian barang – barang ke lantai atas. Saya ikhlas dan tawakal menghadapi banjir tahun ini,” ujar Echa.
Nasib sama juga dialami Dewa, Reporter News, yang rumahnya terendam banjir seleher orang dewasa di komplek perumahan Pinang Griya Permai, Ciledug. Dewa, bisa dibilang tergolong warga yang tanggap dalam menghadapi banjir. Pria tinggi besar ini, rajin memantau tinggi air.
[caption id="attachment_265527" align="alignnone" width="1280"] Dewa dikunjungi menejemen HRD Antv. (Foto: ANTV/Krisminarti)[/caption]
“Begitu saya lihat air makin naik, saya bawa mobil ke tempat yang aman. Dan begitu air sudah mulai masuk rumah, saya gendong kedua anak saya keluar rumah,” ujar Dewa. “Saya tidak pikirin lagi deh benda-benda yang harus saya amankan. Yang penting keluarga saya selamat,” tambahnya.
Terlepas dari itu semua, kami tetap bersyukur semua rekan kerja kami dalam kondisi selamat, meskipun harus kehilangan harta benda. Semoga banjir di awal tahun 2020 ini tak akan terulang lagi. Aamiin.