Pohon Natal dari bahan bekas serta jerami banyak diburu. Pengrajinnya kebanjiran rezeki. Bahkan lokasi produksi kreatif di desa Tondok Bakaru ini berubah menjadi obyek wisata di Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Disebutnya “Kampung Natal”. Ada beragam ornamen natal mulai dari pohon, pernak-pernih hingga rumah Sinterklas. Puluhan pemuda Desa Tondok Bakaru ini sejak satu bulan terakhir sibuk membuat pohon natal. Uniknya seluruh bahan yang digunakan berasal dari bahan bekas seperti jerami, daun pinus kering, hingga bambu kering. Bahan-bahan ini dirangkai menjadi pohon natal yang bernilai ekonomis dan banyak diminati masyarakat.[caption id="attachment_262308" align="alignnone" width="900"] Pohon Natal ini seluruh bahan yang digunakan berasal dari jerami, daun pinus kering, hingga bambu kering. (Foto: Rasman Abdul Rahman | ANTV)[/caption]Untuk memudahkan proses pembuatan, para pemuda kreatif ini mendirikan camp di tengah hutan pinus.Satu pohon natal setinggi dua hingga meter pembuatannya dibutuhkan waktu satu hingga dua hari. Harganya beragam tergantung ukuran dan ornamen hiasannya namun rata-rata kisarannya Rp1 juta. Hingga Minggu (22/12/2019) pagi para pemuda kreatif Tondok Bakaru ini sudah membuat sekitar 120 pohon natal berbagai ukuran. Mereka akan terus berproduksi hingga menjelang tahun baru 2020.[caption id="attachment_262311" align="alignnone" width="900"] Pohon Natal Jerami ini kisaran harga Rp1 juta tergantung ukuran dan aksesorisnya. (Foto: Rasman Abdul Rahman | ANTV)[/caption]Selain membuat pohon natal, para pemuda di desa Tondok Bakaru ini juga mendirikan obyek wisata kampung natal yang berisi puluhan pohon natal beragam ukuran dan pernak-perniknya hingga rumah sinterklas yang merupakan ciri khas perayaan natal. Rasman Abdul Rahman dan Risal Tangdiraba | Mamasa, Sulawesi Barat