Jadi Korban Pemecatan Perusahaan Plat Merah, Latin Curhat ke Media

Jadi Korban Pemecatan Perusahaan Plat Merah, Latin Curhat ke Media (Foto Istimewa) (Foto : )

Kisruh finansial di salah satu perusahaan asuransi plat merah berinisial JS memakan korban. Salah satu Unit Manajer Agency bernama, Latin, SE mendapat surat pemecatan sepihak dari JS. Pemecatan ini terkait tulisan yang dimuat pada laman blog kompasiana. "Pemecatan sepihak manajemen (JS) kepada saya tidak sah , tidak berdasar , Terkesan mengada-ada , dan terakhir  hanya level Kepala Divisi Keagenan yang tanda tangan disuratnya,  Karena Awal masuk saya di angkat bekerja di sana itu atas dasar SK Direktur Pemasaran. Sehingga harus yang tanda tangan direksi," ujar Latin pada wartawan, Selasa (17/12/2019).Latin mengatakan, pihaknya telah mendapat pemutusan sebagai pekerja agen dari JS. Bahkan hak dan benefit tidak dibayarkan. Latin mengaku, selain surat pemutusan manajemen JS juga memberinya surat pernyataan yang menyatakan  bahwa semua tulisan yang termuat dalam blog Kompasiana 8 Desember 2019 lalu adalah tidak benar.Bahkan, dalam surat itu, dirinya diperintahkan memberi klarifikasi. Namun, surat ini tidak ditandatanganinya. Ia diberi waktu 3 hari untuk melakukan itu.Latin merupakan Unit manajer Agency (UM) yang prihatin atas kondisi finansial yang dialami perusahaan asuransi Jiwasraya. Keprihatinannya tersebut dia tuangkan dalam tulisan panjang dan mendalam yang dimuat dalam laman blog Kompasiana, 8 Desember lalu.Dalam tulisannya, Latin mempertanyakan ketidakmampuan finansial JS untuk membayar klaim para nasabahnya sebesar Rp 805 miliar. Menurutnya, penyelesaian krisis keuangan JS yang awalnya hanya Rp 805 Miliar kini bertumpuk menjadi sebesar Rp 16,3 Triliun akibat adanya pembiaran  terlalu lama menunda tanpa solusi, tidak cepat tanggap mengambil suatu keputusan terlalu lama.Lalu dia menyarankan solusi untuk membayar kewajiban tersebut dengan bekerja keras dan profesional untuk menggenjot premi income lebih besar, optimalisasi asset dan pertumbuhan investasinya. Latin menambahkan, kewajiban hutang itu harus diselesaikan dengan bekerja profesional. Bukan dengan berhutang.Pada bagian lain tulisannya, Latin membandingkan kinerja Dirut JS berinisial HT dengan Dirut sebelumnya HR. Dia menulis, pada saat HR memimpin JS (2008-2018) yang dilakukan adalah mengejar Income premi sebesar-besarnya dan tetap berinovasi produk. Lalu menggenjot pertumbuhan Hasil Investasi dan Mengejar Laba Perseroan  mencapai profit maksimal. Tidak dengan cara membuka hutang baru.[caption id="attachment_260868" align="aligncenter" width="700"] Surat Pemecatan (Foto Istimewa)[/caption]Di sisi lain, Latin mengkritik kinerja kepemimpinan Dirut JS HT. Latin menilai, pada masa kepemimpinan HT pendapatan Income premi kecil dampak dari banyak produk ditutup dan mem-PHK para pekerja distribusi PK. Selain itu, hasil investasi menurun seiring dengan income premi perusahaan yang sangat kecil.Pada bagian lain, Latin juga menilai perusahaan mengalami kerugian cukup dalam, bisa lebih besar kewajiban dari pada income premi yang dibukukan. Ini berdampak tidak terpenuhinya kewajiban jangka  panjang dan jangka pendek seperti delay payment Rp 805 Miliar.Latin juga mengungkapkan menyelesaikan kewajiban delay payment klaim sebesar Rp 805 Miliar dengan cara berhutang & membuka hutang baru buat menutupinya dengan menerbitkan MTN Rp 500 Miliar, hutang bank Rp 1,7 Triliun, hutang BUMN karya Rp 1,4 Triliun menjadi total hutang baru sebesar Rp 3,6 Triliun.Tulisan tersebut membuat kuping panas manajemen pusat JS. Sehingga mereka pun mengambil tindakan sewenang-wenang terhadap Latin yang telah bekerja di Jiwasraya selama 3 tahun.