Therianthropes itu digambarkan sedang menangkap enam mamalia yang melarikan diri, dua ekor babi rusa dan empat anoa. Hebatnya, beberapa tokoh menangkap hewan itu dengan menggunakan tali panjang.Berdasarkan keunikan karakter figur yang ditampilkan dalam lukisan batu ini, peneliti menduga lukisan itu bisa jadi menggambarkan sebuah permainan, atau strategi berburu yang melibatkan hewan penunjuk.
Makhluk Mitos
Penelitian ini juga menduga sosok therianthropes dalam lukisan batu ini mewakili makhluk mitos kala itu atau manifestasi dari "roh hewan penolong".Tim peneliti arkeologi dalam penelitian ini telah menemukan situs Leang Bulu Sipong 4 sejak 2017, yang merupakan satu dari ratusan gua di daerah karst Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.Maxim Aubert dan rekan-rekannya sendiri telah menjelajahi puluhan gua di pulau Sulawesi sejak lima tahun terakhir dan telah berhasil mengumpulkan ratusan stensil tangan, lukisan gua, lukisan di dinding dengan krayon pigmen merah, dan patung-patung berukir.Pada 2014, mereka telah mengumumkan, gua di sekitar kawasan karst Maros-Pangkep sebagai salah satu motif lukisan gua tertua di dunia sekitar 40.000 tahun yang lalu dengan motid stensil tangan berwarna merah."Saya segera tahu itu istimewa dan akan menjadi situs yang sangat penting untuk memahami evolusi kognitif spesies kita," kata Maxime Aubert dikutip The New York Times
ABC Indonesia