Natal! Kelahiran Yesus! Ini selalu asyik jadi gunjingan. Soal tanggal asyik diperdebatkan. Boleh atau tidaknya mengucapkan selamat Natal juga asyik jadi bahan ghibah. Perayaannya di ruang publik juga asyik dirisak. Ribut “ecek-ecek” mulai bermunculan jelang Natal. Asyiiik … Natal kini bukan lagi perayaan umat Kristen saja! Natal telah menjadi perayaan universal. Banyak yang merayakannya (bukan ibadatnya, bukan soal ritual religi, namun sekedar bersenang-senang bersama karib). Meskipun demikian masih banyak pula yang “kejang-kejang” dan “meriang” kalau bulan sudah masuk Desember. Ah, biarlah … Kini Natal telah menjelang! Gempita perayaannya sudah mulai terasa. Rumah-rumah umat Kristen mulai bersolek. Pohon hias bernuansa Natal mulai disusun. Pernak-perniknya mulai disiapkan. Palungan Natal juga dikreasi di rumah-rumah dan gereja-gereja. Mal di kota-kota mulai menyerukan diskon besar-besaran. Begitulah tradisi Natalan! Tradisi Desemberan! Natalan kalau kata orang Jawa adalah Merayakan Natal. Suasananya selalu asyik, gembira, penuh damai suka cita. Selalu Keren! Natal? Natal itu apa sih? Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menulis arti Natal adalah kelahiran Isa Almasih (Yesus Kristus). Merayakan itu apa artinya? Merayakan (KBBI) artinya adalah memuliakan, memeringati, memestakan peristiwa penting. Bulan Desember? Nah, pertanyaan yang selalu mengusik adalah kapan sih Yesus lahir? Begini ceritanya, dalam Injil Perjanjian Baru ditulis bahwa Allah menyuruh malaikat Gabriel memberitahu Maria bahwa ia telah mengandung Yesus atas kuasa Roh Kudus.
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. […] Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia. – Lukas 1:26-27 & 38 Saat itu adalah bulan keenam (setelah tahun baru Yahudi, Ros Hashana). Orang Yahudi merayakan tahun baru atau Ros Hasana pada bulan ke-9 atau September. Jadi, bulan ke-6 setelahnya (Ros Hashana) adalah bulan Maret. Maria mengandung selama 9 bulan. Sembilan bulan setelah bulan Maret adalah Desember. Tanggal 25? Begini merunutnya … Orang Yahudi mengenal Perjanjian Sunat atau Brit Milah. Peraturan sunat yang sudah ada sejak Abraham (Ibrahim). Dimulai dari penyunatan Ishak ketika berumur 8 hari. Pelaksanaan sunat bayi umur 8 hari ini dilaksanakan turun-temurun oleh bangsa Yahudi penganut agama Yahudi. Sunat ini masuk dalam peraturan adat istiadat Yahudi dan hukum seremonial Taurat yang dikaitkan dengan Paskah. Tertulis dalam Kitab Imamat di Injil Perjanjian Lama.
Festival Pesakh umat Yahudi, atau Paskah Yahudi, adalah perayaan yang dirayakan pada hari ke-14 dalam bulan yang disebut Nisan, bulan pertama kalender Ibrani selama delapan hari. Secara historis hari Paskah sudah dirayakan oleh pemeluk agama Yahudi sejak sekitar tahun 1300 Sebelum Masehi. Menurut catatan Ensiklopedia Britannica, orang Ibrani memaknai Paskah sebagai peringatan pembebasan bangsa Israil dari tanah Mesir.
Dan pada hari yang kedelapan haruslah dikerat daging kulit khatan anak itu. – Imamat 12:3 Kita bicara sunat karena dari peristiwa sunat Yesus inilah kita mengetahui kapan tanggal lahir Sang Juru Selamat ini. Sunatan Yesus ditulis oleh Lukas di Kitab Perjanjian Baru.
Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya. – Lukas 2:21 Yesus disunat pada hari kedelapan setelah dilahirkan. Hari sunat Yesus itulah ditetapkan sebagai tanggal 1 Januari kalender Julian. Oke. Kemudian kita hitung mundur delapan hari. Maka (berdasar kalender Julian) ketemu tanggal 25 Desember. Inilah hari lahirnya Yesus. Sangat jelas!
Kalender Julian diusulkan oleh astronom Sosigenes. Diberlakukan resmi oleh Kaisar Julius sejak 1 Januari 45 Sebelum Masehi. Sebelum Masehi yang dimaksud adalah sebelum Yesus disunat. Setiap 3 tahun terdapat 365 hari, setiap tahun ke-4 terdapat 366 hari. Terlambat 1 hari dari ekuinokssetiap 128 tahun. Kalender ini berdasarkan perhitungan Matahari.
[caption id="attachment_259291" align="alignnone" width="900"]
Perhitungan tanggal dan bulan pada Kalender Julian disempurnakan pada tahun pada tahun1582 menjadi kalender Gregorian. Paus Gregorius VIII mengubah kalender Julian dengan menetapkan bahwa tanggal setelah Kamis 4 Oktober 1582 M adalah Jumat 15 Oktober 1582 M. Jadi, tidak ada hari dan tanggal 5 sampai dengan 14 Oktober 1582. Sejak 15 Oktober 1582 M itulah berlaku kalender Gregorian. Natalan pertama? Adalah Gereja Koptik Mesir yang kemungkinan merayakan Natal pertama kali. Dalam salah satu catatan tua (dokumen) tercatat pemimpin Koptik Mesir bernama Baba Demetri atau Paus Demetrius pada tahun 180M menulis, “Rayakanlah kelahiran Juru Selamat kita pada tanggal 29 bulan Kiahk!”
Menurut perhitungan Kalender Gregorian tanggal 29 bulan Kiahk (Mesir) atau 24 bulan Tebet (Israel) atau 7 Januari (Julian) sama dengan 25 Desember.
Paus Gregorius VIII, akhirnya total mencopot sebanyak 13 hari dari almanak pada tahun 1582. Akibatnya, hari Natal yang awalnya dirayakan pada 7 Januari, bergeser menjadi 25 Desember. Sejak itulah gereja Koptik merayakan Natal secara resmi. Kemungkinan besar pula sejak itu Natal dirayakan tanggal 25 Desember oleh gereja Katolik Roma dan gereja-gereja Barat. Natal, 25 Desember? Apakah merayakan Natal harus pada 25 Desember? Tidak harus! Di Palestina, Natal dirayakan pada 25 Desember oleh gereja Katolik Roma dan Protestan. Dirayakan tanggal 7 Januari oleh Gereja Yunani Ortodox dan gereja Armenian. Dirayakan tanggal 19 Januari oleh gereja Armenia Ortodox. Kenapa berbeda? Karena kalender yang digunakan berbeda! Nantilah kita ngobrol lagi sambil seruput es teh setengah manis … (*)