Tim Gerak Cepat (TGC) dari Kementerian Kesehatan RI, Dinkes Jawa Barat dan Dinkes Kota Depok, telah melakukan penyelidikan epidemiologi wabah hepatitis A di Depok, Jawa Barat. Ini dia hasilnya. Penyelidikan epidemiologi telah digelar oleh Tim Gerak Cepat (TGC) dari Kementerian Kesehatan RI, Dinkes Jawa Barat dan Dinkes Kota Depok.Penyelidikan untuk mengurangi jumlah penderita sejak ditemukan kasus wabah hepatitis A di SMP Negeri 20 Depok, Jawa Barat, pada Selasa (12/11/2019) lalu.Selain itu, juga untuk mencegah kematian dan mendapatkan informasi cepat dan akurat dari lapangan.Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Anung Sugihantono mengungkapkan hasil penyelidikan epidemiologi.Menurutnya, terdapat 262 kasus hepatitis A berasal dari SMP Negeri 20 Depok, masyarakat sekitar sekolah tersebut dan santri Pesantren Petik yang lokasinya berdekatan dengan SMPN 20 Depok.Anung menuturkan, berdasarkan laporan dari petugas Puskesmas Rangkapan Jaya, Depok, Jawa Barat, jumlah kasus hepatitis A yang dilaporkan terus menurun. Tidak ada laporan kematian, namun masyarakat diimbau tetap waspada.“Kasus terakhir ditemukan pada tanggal 28 November 2019 sebanyak 2 kasus. Total kasus sampai dengan tanggal 3 Desember 2019 sebanyak 262 kasus gejala klinis Hepatitis A,” katanya.Anung menjelaskan sumber penularan hepatitis bisa terjadi dari mana saja. Ini mengingat banyaknya faktor risiko penularan di sekitar SMPN 20 Depok. Antara lain seperti perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) belum diterapkan secara optimal di lingkungan sekolah dan sarana PHBS di sekolah belum memenuhi syarat kesehatan.Kemudian, lanjutnya, belum adanya pembinaan kepada pedagang jajanan di sekitar sekolah dan pemeriksaan berkala, tak terkontrolnya oleh pihak sekolah terhadap banyaknya penjaja makanan di sekitarnya dan kurangnya pengetahuan tentang hepatitis A.Lebih lanjut Anung menjelaskan, TGC Kemenkes RI, Dinkes Jawa Barat dan Dinkes Kota Depok telah melakukan pendampingan investigasi dan upaya pengendalian kejadian luar biasa hepatitis A.Petugas mengambil sampel serum darah pada siswa dan guru, rectal swab kepada pedagang makanan di sekitar sekolah dan pemeriksaan sumber air. Selain itu juga telah dilakukan penyuluhan di SMPN 20 Depok, di Pesantren Petik, kepada kader dan kelompok masyarakat lainnya.“Setelah penyelidikan epidemiologi tidak dilaporkan adanya kematian, tapi ini adalah sinyal bahwa kita harus mampu melakukan berbagai hal untuk antasipasi serta melakukan kegiatan pencegahan dan pengendalian terkait faktor risiko penularan,” katanya lagi. Shandi March | Jakarta Baca juga:
Wabah Hepatitis A di Depok, Ini Hasil Penyelidikan Tim Gerak Cepat Kemenkes
Kamis, 5 Desember 2019 - 12:34 WIB
Baca Juga :