Masjid ini berada di tengah hutan, di antara tanaman kopi Dusun Langkoa, Desa Bontoloe, Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Masjid ini dibangun untuk ibadah para pekerja kebun kopi maupun masyarakat Langkoa. Adalah seorang pengusaha kopi yang sering dipanggil “Puang” membangun masjid ini delapan tahun lalu. Sebuah masjid berukuran besar dan mewah viral di media sosial Facebook. Masjid nan indah dan megah ini memang berada benar-benar di tengah kebun kopi. Sedangkan lokasi permukiman agak jauh dari masjid, sekitar 1 kilometer. Permukiman ini berada di lereng gunung Lompobattang. Permukiman dikelilingi hutan dan kebun. Dusun terdekat adalah Langkoa yang berpenduduk sekira 1.000 orang. Dilengkapi sembilan kubah. Tiga kubah berukuran besar dan enam lainya berukuran kecil dengan menara yang menjulang tinggi. Bangunan ini lebih menarik jika dipandang dari jarak jauh. Muslimin, Camat Bontolempangan, memastikan keberadaan masjid benar-benar sebagai tempat ibadah dan mengaji. Bukan digunakan untuk hal-hal yang terkait radikalisme atau terorisme seperti dugaan para netizen. Kini masjid ini telah viral. Banyak yang mulai berkunjung ke sana. Dalam postingan video yang banyak di posting di Facebook jalur menuju ke Langkoa melewati jalan bebatuan, sempit dan terjal. Batu Keramat Angker Viralnya masjid indah ditengah hutan ini dikomentari Rizal Busli di Facebook. Rizal mengaku sebagai putra dari pemilik atau yang membangun masjid megah itu. "Masjid ini dibangun ayah saya didalam kebun kopi miliknya, masjid terbuka untuk umum," tulia Rizal dalam kolom komentar sosial media yang memposting masjid megah tengah hutan itu. Didalam kolom komenter itu, Rizal juga sedikit bercerita alasan ayahnya membangun masjid di tengah hutan tersebut. Kata dia, ayahnya ini membangun masjid ini bermula dari adanya sebongkah batu yang sangat besar dianggap masyarakat sekitar sebagai batu sakral atau angker. Pekerja Papua dan Jawa Barat Ceritanya begini, lokasi masjid dahulunya dipercaya sebagai tempat angker. Masyarakat setempat menyebutnya Karrasa (banyak setannya). Di lahan yang kini berdiri masjid, ada batu besar yang pakai sebagai tempat persembahan untuk makhluk halus. "Seringkali ditemukan semacam persembahan atau sesajen dibatu tersebut maupun sekitarnya. Karena itu ayah saya mencari orang untuk menghancurkan batu tersebut. Penduduk sekitar tidak ada yang mau karena batu tersebut dianggap keramat," tambah Rizal. Untuk menghentikan kegiatan musryik ini, Puang mendatangkan para pekerja dari Papua. Merintahkan penghancuran batu besar itu. Pecahan-pecahan batu digunakan sebagai pondasi masjid. Pembangunan masjid dilakukan para pekerja dari Jawa Barat. Siapa Puang? Puang sejatinya adalah H. Busli Saraka, pengusaha asal Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Puang memiliki 3 hektar kebun kopi di Desa Bontoloe. Satu hektar digunakan untuk bangunan masjid, rumah pribadi dan rumah beberapa pekerja di kebun kopi miliknya. Sejak delapan tahun lalu mulai dibangun, masjid ini belum diberi nama. Masjid itu belum selesai seutuhnya. Dibawahnya akan ada ruangan untuk tempat tinggal guru mengaji untuk anak-anak sekitar. (*)
Masjid Keren di Tempat Angker Tengah Kebun Kopi
Senin, 25 November 2019 - 15:02 WIB